Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2022, 19:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orang lebih kepo dibanding yang lain, alias lebih sering penasaran dan ingin mengetahui tentang banyak hal dibanding orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Meski kebiasaan ini terkadang terasa merepotkan dan mengganggu bagi orang lain, namun rasa penasaran dan keingintahuan adalah hal dasar yang menjadikan seseorang lebih mengetahui banyak hal dan lebih memiliki banyak cerita atau pengalaman.

Berdasar penelitian, hampir seluruh cerita sejarah dan penemuan yang terjadi di dunia dimulai dari kepo atau rasa keingintahuan yang besar. 

Rasa penasaran atau kepo adalah yang mendorong kemajuan zaman dan teknologi, dalam semua aspek.

Namun ketika berbicara soal penasaran atau kepo, tak semua orang memiliki level yang sama. Mengapa bisa demikian?

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Beberapa Orang Lemah dalam Matematika

Sistem pencarian tubuh

Beberapa orang lebih mudah penasaran dan mempertanyakan sesuatu, namun beberapa lagi seolah menganggap semua hal adalah wajar sehingga mereka tak memiliki keingintahuan lebih lanjut mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi.

Melansir dari Big Think, otak menghargai hal-hal baik yang sudah dilakukan oleh tubuh. Jadi ketika kita selesai menyesap kopi atau berpelukan dengan orang yang kita cintai, otak akan "menghadiahi" kita dengan hormon kebahagiaan atau hormon endorfin.

Kepo atau rasa penasaran terlatih sejak kecil, sejak anak dalam masak tumbuh kembang.Unsplash/Justin Chen Kepo atau rasa penasaran terlatih sejak kecil, sejak anak dalam masak tumbuh kembang.
Jaak Panksepp, ahli saraf, di tahun 1998 mengaitkan proses otak ini dengan sistem pencarian tubuh, yang mencakup 7 emosi dasar seperti ketakutan, panik, dan bahagia.

Sistem pencarian inilah yang membuat kita mau meneliti, mencari, dan mencoba keluar dari zona nyaman untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Sistem pencarian ini bekerja berdasar tujuan dan iming-iming akan hadiah apa yang akan diterima tubuh jika kita berhasil menemukan apa yang kita cari.

Tanpa adanya sistem pencarian, dunia tak akan menjadi maju. Semua orang hanya akan duduk diam di "sarangnya" tanpa keinginan menemukan tempat-tempat baru atau hal-hal baru.

Baca juga: 8 Rutinitas Pagi untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Sistem yang terasah dari waktu ke waktu

Hampir seluruh bagian dari tubuh kita akan makin terasah jika sering digunakan dari waktu ke waktu. Begitu juga sistem pencarian tubuh yang berkaitan dengan rasa penasaran atau kepo.

Sejak kecil kita sudah memiliki sistem ini. Setiap kali kita mencari dan mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang kita cari, otak akan menghadiahi kita dengan endorfin dan dopamin.

Hal ini jika sering dilakukan, akan menjadi semacam candu. Itulah sebabnya, usia remaja biasanya lebih ceroboh karena selalu terdorong melakukan hal-hal baru tanpa pertimbangan matang terlebih dahulu.

Jadi jika sistem ini terasah bekerja sedari kecil, maka anak akan tumbuh dewasa dengan sistem pencarian yang terus berjalan aktif.

Semisal orang tua yang selalu memberikan anak-anak ruang untuk bermain, ruang untuk berbicara dan ruang untuk bertanya, maka anak-anak mereka akan tumbuh dewasa menjadi pribadi yang selalu ingin belajar hal-hal baru, mengeksplorasi hal-hal asing.

Selain kebiasaan sedari kecil, level dari sistem pencarian ini juga kerap dikaitkan dengan genetika.

Namun tetap saja, bentuk hadiah dari otaklah yang bisa membuat seseorang terpacu untuk mencari dan mencari lagi tanpa pernah lelah.

Baca juga: Penjelasan Ilmiah Mengapa Wajah Jadi Jelek Ketika Bangun Tidur

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Soundtrack Serial 'Avatar The Last Airbender' Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Benarkah Soundtrack Serial "Avatar The Last Airbender" Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Tren
Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Tren
Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Tren
Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Tren
Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Tren
Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Tren
7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

Tren
Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Tren
Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Tren
Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Tren
Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com