Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jangan Hakimi Kucing!

Kompas.com - 18/12/2021, 21:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com pada 13 Desember 2021, menebar berita dengan judul “Apakah kucing psikopat?”

Di dalam berita tersebut termuat hasil riset yang dipublikasikan Journal of Research of Personality bahwa sifat dan karakter kucing masuk ke dalam spektrum manusia yang dikategorikan psikopat.

Para ilmuwan menggunakan metode Triarchic Psychopaty Measure (TriPM) untuk mengukur keberanian, ketidakmampuan mengendalikan perilaku, dan kekejaman yang ada pada manusia dan primata, untuk menilai sifat dan perilaku seekor kucing.

Tingkah kucing yang sering mengancam makhluk lain membuat mereka dicap sebagai makhluk psikopat.

Dalam penelitian ini, beberapa pemilik kucing diminta menjawab antara setuju atau tak setuju atas beberapa pernyataan seputar sifat dan perilaku kucing mereka.

Seperti apakah kucing sering mengeong tanpa alasan yang jelas, ataukah kucing tak menunjukkan perasaan takut dan bersalah setelah bertindak kurang benar.

Pada penelitian tersebut, hampir sebagian besar pemilik kucing memiliki jawaban yang sama.

Dan jawaban inilah yang membuat kucing masuk ke dalam spektrum psikopat menurut ukuran manusia.

Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Liverpool tersebut melibatkan 549 pemilik dan penyayang kucing.

Saya tidak berani mengklaim diri saya pakar, apalagi ilmuwan perilaku kucing.

Saya sekadar pengamat sepak-terjang kucing karena mengagumi sifat-sifat satwa termasuk kucing sebagai satu di antara sekian banyak satwa yang disebut sebagai domestik, sebab lazim hidup bersama manusia.

Karena mewarisi pesan Gus Dur untuk senantiasa berpihak ke kaum tertindas serta juga mewarisi etologi dari Alerus Wibisono, maka saya merasa terkejut atas judul tendensius berita “Apakah kucing psikokopat?”

Judul berbentuk pertanyaan itu, bagi saya, terasa menghakimi sifat serta perilaku kucing akibat pemahaman antroposentris maka mengukur sifat dan perilaku kucing dengan menggunakan norma serta kaidah sifat dan perilaku manusia.

Sementara telah terbukti apa yang disebut sebagai psikologi gagal memahami sifat dan perilaku akibat menggunakan metode gebyahuyahomologi alias generalisasi.

Manusia justru mencoba menggunakan metode yang sama untuk memahami sifat dan perilaku kucing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com