KOMPAS.com - Berita meninggalnya selebgram Laura Anna setelah sebelumnya menderita spinal cord injury atau cedera saraf tulang belakang masih ramai diberitakan.
Sebagian besar masyarakat masih mempertanyakan apa itu spinal cord injury, dan yang terjadi jika seseorang mengalami cedera saraf jenis ini.
Baca juga: Laura Anna Meninggal Dunia, 2 Tahun Alami Spinal Cord Injury, Apa Itu?
Apakah kejadian ini bisa dicegah agar tidak berakibat fatal hingga merenggut nyawa penderitanya?
Kerusakan pada bagian mana pun dari sumsum tulang belakang atau saraf di ujung kanal tulang belakang kerap kali menyebabkan perubahan permanen pada kekuatan dan fungsi tubuh.
Menurut artikel di Mayoclinic.org, jika baru mengalami cedera tulang belakang, seseorang mungkin merasakan efek dari cedera secara mental, emosional, dan sosial.
Cedera saraf tulang belakang dapat menyebabkan kecacatan secara permanen. Cedera saraf tulang belakang merupakan cedera pada tulang belakang baik langsung akibat kecelakaan atau jatuh maupun tidak langsung seperti infeksi bakteri atau virus.
Cedera tulang belakang dapat mengakibatkan terjadinya paralisis, paraplegia, depresi refleks neurologis, edema dan hipoksia jaringan.
Untuk diketahui, sel saraf pusat yang ada di sumsum tulang belakang, jika mati tidak bisa berregenerasi tidak bisa digantikan sel baru, sehingga kondisi kerusakan yang kompleks dan makin memburuk.
Sehingga sangat penting menjaga agar saraf tulang belakang tetap sehat, yang dapat dilakukan dengan menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terkena cedera saraf tulang belakang.
Ketua Perhimpunan Spesialis Bedah Syaraf DKI Jakarta dr Wawan Mulyawan SpBS mengatakan, risiko terkena cedera saraf tulang belakang dapat dikurangi dengan beberapa hal, di antaranya:
Baca juga: Mengenal Spinal Cord Injury, Kondisi yang Sempat Dialami Laura Anna