Oleh: Nur Ithrotul Fadhilah dan Brigitta Valencia Bellion
KRITIK sosial merupakan bentuk penilaian atas gagasan yang sudah lama digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menuju suatu arah perubahan sosial. Di era ini, kritik sosial kerap kali digunakan untuk memprotes sesuatu yang dianggap tidak baik-baik saja.
Munculnya kritik sosial dilatarbelakangi dari berbagai alasan tertentu. Di antaranya karena ketidakpuasan terhadap realitas kehidupan yang dinilai tidak selaras serta adanya pelanggaran-pelanggaran yang banyak terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca juga: Pakar UGM: Mural sebagai Media Kritik Sosial Hadapi Tantangan
Untuk itu, kehadiran kritik sosial dinilai sangat penting dalam masyarakat.
Dalam buku Kamus Sosiologi karya Soekanto dijelaskan bahwa kritik sosial mengandung gagasan baru yang bertujuan untuk mengontrol jalannya kekuasaan atau sistem sosial kemasyarakatan.
Selain itu dapat digunakan untuk mendorong perubahan sistem sosial yang dapat diterima di masyarakat.
Selanjutnya, kritik sosial ternyata dapat dituangkan dalam berbagai medium. Lantas, apa saja medium yang digunakan dalam menyampaikan kritik sosial? Simak penjelasan berikut.
Salah satu medium kritik sosial adalah melalui lirik lagu. Menurut Eliot dalam sebuah esai yang sudah diterjemahkan berjudul Tapal Batas Kritik Sastra, lirik ialah sebuah kumpulan sajak pendek yang terbagi dalam sebuah bait atau stanza. Dari sajak itu, akhirnya muncul sebuah ekspresi dari pemikiran atau sentimen seorang penyair.
Salah satu grup musik dengan lirik lagu yang memuat kritik sosial adalah Voice of Baceprot.
Voice of Baceprot (VoB) merupakan sebuah grup musik metal yang digawangi tiga orang hijabers, yaitu Firdda Kurnia sebagai gitaris dan vokalis, Widi Rahmawati sebagai pemain bass, serta Euis Siti Aisyah sebagai penggebuk drum.
Kata baceprot dalam bahasa Sunda memiliki arti banyak bicara, bawel, atau berisik. Nama tersebut disematkan pada trio metal ini karena lagu-lagunya yang dikenal "berisik". Selain itu, nama itu diberikan karena mereka sering melakukan protes.
"Kalau ada hal yang enggak benar di sekolah, pasti kami protes. Kami juga sering bikin tulisan di mading (majalah dinding). Kami disebut anak-anak berisik, makanya dinamakan Voice of Baceprot,” ujar Firdda dalam salah satu siniar Beginu.
Karena itu, VoB menjadi salah satu grup musik metal Tanah Air yang lantang menyuarakan isu sosial. Beberapa lagu kritik sosial itu antara lain "School of Revolution", "Kentut RUUP", hingga "Perempuan yang Merdeka Seutuhnya".
Meila Riskia Fitri dalam penelitiannya berjudul “Mural sebagai Medium Kritik Sosial Seniman (Studi Kasus "Jogja Asat")” menerangan bahwa mural adalah lukisan dinding di ruang publik, terutama yang menghadap atau bisa dilihat dari jalan.
Mural menjadi salah satu medium penyampai aspirasi kritik sosial. Beragam perasaan gelisah, kecewa, dan amarah dituangkan oleh seniman melalui karya seni jalanan ini.
Baca juga: Soal Mural Mirip Jokowi, Pengamat Politik: Harus Dimaknai Sebagai Kritik Sosial