KOMPAS.com - Kisah perampokan dengan hasil curian mencapai jutaan dollar AS ternyata tak hanya terjadi di serial populer Netflix, Money Heist.
Melansir History, hari ini 43 tahun lalu, tepatnya pada 11 Desember 1978, gedung kargo milik maskapai Lufthansa Airlines di Bandara JFK, New York menjadi sasaran rampok.
Belasan perampok itu berhasil menggasak uang tunai 5 juta dollar AS (sekitar 21 juta dollar AS berdasarkan nilai uang sekarang) dan perhiasan hampir 1 juta dollar AS.
Perampokan yang disebut sebagai Lufthansa Heist itu dianggap sebagai salah satu perampokan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Amerika Serikat.
Tak jauh berbeda dengan kisah Money Heist, perampokan gedung kargo maskapai Lufthansa Airlines ini juga dibumbui oleh intrik dan konflik kepentingan para perampoknya.
Dec 11 1978 is the anniversary of the legendary Lufthansa Heist/JFK Intl Airport, $5.87 million cash & $875K in jewelry stolen. Its the immortal Goodfellas scene, Henry in the shower yelling: "JIMMY!" & pounding the walls! Neither the $$$ or the jewelry were ever recovered. pic.twitter.com/JIEn7gLjpt
— Sean Mcdowell (@dvesean) December 11, 2020
Mobster implicated in 1978 Lufthansa heist headed to court http://t.co/AkAJro5c8T pic.twitter.com/UmAGh8hfac
— CBS News (@CBSNews) October 18, 2015
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misteri Hilangnya Kapal SS Waratah 27 Juli 1909
Rencana perampokan itu digagas oleh Peter Gruenewald, seorang pekerja kargo Lufthansa di Bandara JFK.
Gruenewald tahu bahwa Lufthansa Airlines secara teratur menerbangkan sejumlah besar uang tunai tanpa tanda atau unmarked cash dari Eropa (mata uang AS yang ditukarkan ke luar negeri oleh turis dan prajurit Amerika) ke Bandara JFK.
Biasanya, uang ini akan segera ditransfer ke bank-bank Amerika melalui truk Brink.
Namun, keterlambatan terkadang menyebabkan pengiriman uang tunai tiba setelah truk terakhir berangkat hari itu, yang berarti uang tunai akan disimpan di bandara hingga hari kerja berikutnya, dan ini adalah celah yang bisa dimanfaatkan.
Gruenewald mengutarakan rencananya kepada sesama pekerja kargo dan temannya Louis Werner, dengan harapan dapat mewujudkannya.
Mendengar rencana Gruenewald, Werner justru berencana mengkhianati temannya itu dan menggunakan uang hasil rampokan untuk dapat keluar dari tumpukan utang judinya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: John Lennon Dibunuh Penggemarnya