Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi Hari AIDS Sedunia 1 Desember: ODHA di Antara Stigma dan Penolakan

Kompas.com - 30/11/2021, 13:27 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dunia memperingati Hari AIDS Sedunia setiap 1 Desember. Tahun ini, peringatan Hari AIDS akan jatuh pada Rabu (1/12/2021) besok.

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome ) merupakan stadium akhir dari infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Berdasarkan laporan paling baru (triwulan pertama 2017) dari Kementerian Kesehatan di laman SIHA, diketahui selama Januari-Maret 2017 terdapat 10.376 infeksi HIV yang dilaporkan dan 69,6 persen kasus terjadi pada kelompok usia 25-49 tahun.

Sementara AIDS, dalam rentang waktu yang sama dilaporkan ada sebanyak 673 kasus dan paling banyak dialami oleh mereka yang ada di rentang usia 30-39 tahun, yakni sebesar 38,6 persen.

Apa refleksi peringatan Hari AIDS Sedunia?

Koordinator Kampanye Yayasan AIDS Indonesia (YAIDS), Verrel Yudistira, mengatakan, persoalan masih melingkupi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Salah satunya, stigma terhadap penderita HIV/AIDS.

"Di masyarakat sosial, kehidupan seorang ODHA memang masih sering mendapatkan penolakan dari masyarakat. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu ada seorang anak SD yang tidak diterima di sekolahnya dan dikeluarkan di sekolahnya, karena yang bersangkutan terinfeksi HIV," kata Verrel saat dihubungi Selasa (30 /11/2021).

Padahal, HIV/AIDS tidak akan menular hanya dengan hidup bersama di lingkungan masyarakat.

Meskipun, ada yang sudah memahami bagaimana HIV/AIDS menyebar sehingga tak menolak keberadaan ODHA di sekitarnya.

Namun, banyak juga yang masih keliru dalam memahami proses penularan HIV/AIDS.

"Informasi (cara penularan) belum menyebar merata, yang mengakibatkan masih banyak orang yang belum sadar dan belum tahu betul kalau sebenarnya ODHA tidak akan menularkan (virus) melalui sentuhan atau kehidupan bermasyaarakat," ujar Verrel.

Persoalan ini, kata dia, menjadi kendala sekaligus tantangan bagi para ODHA atau pihak-pihak terkait, bukan hanya di lingkup Indonesia, tetapi juga dunia.

Dihubungi terpisah, Koordinator Komunikasi dan Kerja Sama YAIDS, Anink Edyson menjelaskan, juga menngungkapkan hal yang sama.

"Stigma dan diskriminasi ada di masyarakat. Mayoritas mereka yang salah menerima informasi. Masih banyak yang percaya mitos juga. Contohnya, penularan HIV dari alat makan yang dipakai bersama bisa menularkan, itu salah. Virus HIV tidak hidup di air liur," jelas Anink.

Ia menjelaskan, ada 3 syarat wajib terjadinya penularan. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka sangat kecil kemungkinan terjadi penularan HIV.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com