Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Said Abdullah
Ketua Badan Anggaran DPR-RI

Ketua Badan Anggaran DPR-RI. Politisi Partai Demoraksi Indonesia Perjuangan.

Pembangunan Indonesia dan Bencana Ekologis

Kompas.com - 19/11/2021, 20:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BULAN-bulan ini kita memasuki musim penghujan. Badan Meterologi dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan durasi panjang La Nina setidaknya hingga Juni 2022.

La Nina merupakan fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah yang mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Pendinginan Suhu Muka Laut (SML) ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Di awal La Nina tahun 2021 ini, negeri kita sudah diterpa bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung.

Hampir sebulan Kabupaten Sintang di Kalimantan Barat tergenang banjir. Beberapa waktu lalu Kota Malang dan Batu juga dilanda banjir bandang.

Di beberapa tempat seperti Lampung Tengah, Padang, Buleleng, dan Mamuju diterpa angin puting beliung yang mengakibatkan kerusakan rumah rumah warga.

Sesungguhnya banyak daerah daerah lain yang kerap menjadi langganan banjir, bahkan kawasan ibu kota negara. Bencana hidrometeorologi ini juga menelan kerugian harta benda, bahkan kematian warga.

Catatan Bappenas, kerugian finansial akibat bencana alam dalam kurun waktu 2002-2015 mencapai 1,26 miliar dolar AS per tahun, setara Rp 17,64 triliun/ tahun.

Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2020 menyebutkan, dari 514 kabupaten/ kota di Indonesia terdapat 237 kabupaten kota yang berada pada kelas indeks risiko tinggi dan 277 yang berada pada kelas indeks risiko sedang.

Tiga kabupaten/ kota dengan skor yang paling tinggi adalah Maluku Barat Daya - Provinsi Maluku (skor 223,20), Majene - Provinsi Sulawesi Barat (skor 216,08), dan Kota Gunung Sitoli, Provinsi Sumatera Utara (skor 215,60).

BNPB juga telah membuat kuadran bencana. Periode 2015-2020 memperlihatkan, risiko tertinggi bencana di negeri kita adalah bencana hidrometeorologi. Skor risiko tertinggi adalah banjir bandang dan tanah longsor.

Keduanya diletakkan oleh BNPB sebagai rsiko tinggi sebab intensitasnya tinggi dan tanpa ada peringatan dini (early warning).

Di bawahnya adalah badai, banjir, dan kebakaran hutan. Ketiga bencana ini intensitasnya juga paling tinggi namun masih disertai dengan deteksi dini sehingga memungkinkan adanya early warning.

Bencana telah silih berganti, seolah berpacu antara bencana alam dengan bencana akibat salah kita mengelola alam.

Upaya kita mengejar kemakmuran dengan mengabaikan kelangsungan ekologis pada akhirnya harus kita bayar mahal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Tren
Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Tren
Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Tren
Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com