Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Green Economy dan Potensi Penerapannya di Indonesia

Kompas.com - 05/11/2021, 14:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Utas dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Twitter, ramai diperbincangkan publik.

Cuitan yang memuat pernyataan menolak penghentian pembangunan besar-besaran atas nama emisi karbon dan deforestasi itu juga dikecam dari organisasi pemerhati lingkungan.

"Pembangunan besar-besaran era Jokowi tidak boleh berhenti atas nama emisi karbon atau atas nama deforestasi," tulis Siti Nurbaya di akun Twitter @SitiNurbayaLHK, Rabu (3/11/2021).

Twit tersebut dinilai sebagian masyarakat sebagai ketidakpedulian terhadap perubahan iklim yang sedang berlangsung dan menyebabkan banyak bencana ekologis, termasuk banjir bandang yang kerap terjadi di Indonesia.

Pembangunan memang dibutuhkan, tetapi tidak dengan pembangunan yang mengabaikan kelestarian lingkungan.

Konsep ekonomi hijau atau green economy kemudian muncul dan dianggap sebagai jalan tengah atas permasalahan ini.

Apa itu Green Economy?

Baca juga: Twit Deforestasi Menteri LHK, Peneliti Ekologi BRIN Sebut Harus Disertai Reforestasi

Mengenal Green Economy

Ekonom sekaligus Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira memberikan penjelasan tentang Green Economy.

"Sekarang era dari green economy di mana fokus pembangunan untuk kurangi deforestasi dan emisi karbon dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi yang baru," kata Bhima, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/11/2021).

Dia mencontohkan, besarnya kebutuhan transisi energi terbarukan di Indonesia yang tidak diimbangi dengan infrastruktur pendukungnya. Panel surya, misalnya.

"Bayangkan kalau mau rumah atapnya dipasang panel surya itu sebagian besar baterai, komponen charge controller dan inverter-nya impor dari luar negeri. Jadi kenapa enggak dibangun sekalian industri dan ekosistemnya sejak Pak Jokowi menjabat presiden atau sejak Bu Menteri LHK menjabat," ujar Bhima.

Melihat perkembangan kondisi yang ada saat ini, Bhima menyebut, apa yang dikemukakan Siti Nurbaya sebagai sesuatu yang tidak tepat.

"Justru pandangan menteri LHK sangat ketinggalan ya," kata dia.

Baca juga: Walhi Sebut Klaim Jokowi soal Deforestasi hingga Karhutla Tak Sesuai Fakta

Cocok diterapkan di Indonesia

Bhima menyebut konsep green economy ini cocok untuk diterapkan di Tanah Air.

"Green economy sangat cocok diterapkan di Indonesia, karena menjadi bagian dari stimulus pemulihan ekonomi paska pandemi," sebut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com