Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kucing Bisa Pikun?

Kompas.com - 04/11/2021, 16:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah melihat anjing atau kucing tua Anda tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan hanya berdiri mematung?

Bisa saja hewan kesayangan Anda itu tengah menderita demensia atau pikun, yaitu gangguan memori yang terjadi akibat proses penuaan.

Pikun memang bisa menyerang anjing dan kucing. Melansir dari BBC,  Selasa (07/09/2021), demensia pada anjing dan kucing ini seringnya tidak terdeteksi atau terdiagnosa oleh para pemiliknya.

Medis menyarankan agar pecinta anjing dan kucing lebih waspada terhadap gejala demensia pada anak-anak kaki empat mereka.

Karena penanganan pada gejala yang masih dini, bisa sangat menentukan tingkat keparahan pikun yang bisa menyerang pada anjing dan kucing senior.

Dr. Huw Stacey, pengamat perilaku binatang dari Vets4Pets mengatakan banyak orang merasa perubahan tingkah laku dan kecelakaan-kecelakaan kecil yang dilakukan kucing dan anjing tua di dalam rumah hanyalah efek dari penuaan semata dan tak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah hal itu terjadi.

Padahal menurut Stacey, diagnosis dan penanganan dini pada kasus demensia binatang bisa memperlambat proses pikun yang menggerogoti otak mereka.

Baca juga: Mengapa Kucing Suka Memanjat dan Duduk di Ketinggian?

Gejala penurunan memori pada kucing

Pikun pada kucing disebut Cognitive Dysfunction Syndrome (CDS), yaitu proses penuaan yang terjadi pada otak kucing.

Meskipun CDS atau pikun pada kucing adalah proses yang terjadi sangat lamban, tetapi tetap ada acuan gejala yang bisa Anda perhatikan.

Melansir PetMD, gejala pikun ini akan mulai terlihat ketika kucing menginjak usia 10 tahun ke atas.

Kucing dengan demensia akan mengalami perubahan siklus tidur, seperti selalu terjaga setiap malam dan tertidur sepanjang hari.UNSPLASH/ERIK-JAN LEUSINK Kucing dengan demensia akan mengalami perubahan siklus tidur, seperti selalu terjaga setiap malam dan tertidur sepanjang hari.
Gejala umum pikun pada kucing biasa disebut DISHA, yaitu Disorientation, Interaction, Sleep-wake cycle, House soiling dan Activity.

Secara garis besar, inilah gejala pikun yang sering terjadi pada kucing:

  • Kucing akan mengalami disorientasi atau kebingungan.
  • Kucing akan mengalami perubahan interaksi dengan lingkungan di sekelilingnya.
  • Siklus tidur bangun kucing akan berubah tak seperti biasanya.
  • Kucing akan semakin sering menandai rumahnya dengan semprotan urine.
  • Akan ada perubahan aktivitas harian, dari yang biasanya aktif menjadi lebih banyak diam.
  • Kucing lebih sering terlihat gelisah tanpa sebab.
  • Kucing akan menjilati tubuhnya lebih sering karena ia merasa belum membersihkan bulu-bulunya.
  • Kucing akan lamban mempelajari perintau baru dari manusia.
  • Kehilangan selera makan.
  • Kucing lebih sering mengeong tanpa sebab. 

Baca juga: Jangan Gegabah, Ini Bahayanya Memotong Cakar Kucing

Cara merawat kucing pikun

Gejala pikun ini akan memburuk hingga 50 persen ketika kucing melewati usia 15 tahun. 

Jadi ketika kucing Anda sudah berusia 10 tahun dan memiliki tanda-tanda di atas, segera bawa kucing ke medis. Panduan pola diet yang benar akan membantu kucing melewati proses dengan lebih nyaman.

Biasanya kucing senior akan diberi menu yang kaya akan omega 3, antioksidan, vitamin E, vitamin C, juga flavanoid, serta senyawa-senyawa lain yang bisa meningkatkan fungsi kognitif kucing. 

Ada pula terapi khusus dan pemberian obat-obatan medis yang sifatnya menjaga kesehatan otak kucing dan memperlambat proses pikun yang ada.

Anda juga bisa melakukan penyesuaian lingkungan untuk memperlambat proses penuaan atau mencegah tingkat keparahan gejala yang ada. Semisal dengan mengatur jadwal teratur untuk terapi khusus dan waktu bermain kucing.

Kucing senior juga hendaknya jangan diperbolehkan keluar rumah terlalu sering. Karena penurunan daya ingat bisa membuat kucing mudah tersesat dan tak bisa kembali pulang ke rumah seperti biasanya. 

Baca juga: Mengapa Kucing Memiliki Lidah Kasar?

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com