Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Garuda Akan Diganti Pelita Air, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 27/10/2021, 19:36 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Permasalahan keuangan yang melanda PT Garuda Indonesia (Persero) TbK membuat pemerintah mempersiapkan maskapai pengganti.

Melansir Antara, 24 Oktober 2021, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membenarkan rencana pemerintah menyiapkan PT Pelita Air Service sebagai pengganti Garuda.

Persiapan Pelita Air sebagai maskapai berjadwal ini untuk mengantisipasi apabila restrukturisasi dan negosiasi yang sedang dijalani oleh Garuda tak berjalan mulus.

"Kalau mentok ya kita tutup (Garuda), tidak mungkin kita berikan penyertaan modal negara karena nilai utangnya terlalu besar,’" kata Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo.

Baca juga: INFOGRAFIK: Sejarah Garuda Indonesia

Lantas, masalah apa yang membelit Garuda hingga pemerintah menyiapkan Pelita Air sebagai maskapai pengganti?

Alasan Pelita Air sebagai maskapai pengganti Garuda Indonesia

1. Utang Garuda menumpuk

Diberitakan Kompas.com, 21 Oktober 2021, Garuda Indonesia diketahui memiliki utang yang menumpuk di sejumlah kreditur.

Maskapai pelat merah itu juga telah beberapa kali mengajukan penundaan pembayaran utang yang sudah jatuh tempo kepada para krediturnya.

Pada Juni 2021, Garuda Indonesia tercatat sempat memiliki utang 4,9 miliar dollar AS atau setara Rp 70 triliun. Angka tersebut meningkat sekitar Rp 1 triliun setiap bulan karena terus menunda pembayaran kepada pemasok.

Baca juga: Putus Nyambung Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air

Perusahaan juga memiliki arus kas negatif dan utang minus Rp 41 triliun. Tumpukan utang tersebut disebabkan pendapatan perusahaan yang tidak bisa menutupi pengeluaran operasional.

Pada Mei 2021, Garuda Indonesia hanya memperoleh pendapatan sekitar 56 juta dollar AS.

Sedangkan pada saat bersamaan masih harus membayar sewa pesawat 56 juta dollar AS, perawatan pesawat 20 juta dollar AS, bahan bakar avtur 20 juta dollar AS, dan gaji pegawai 20 juta dollar AS.

Baca juga: Sering Rugi, Berikut Catatan Kinerja Keuangan Garuda Indonesia 2014-2019

2. Mencatatkan beberapa kali kerugian

Pekerja melakukan bongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (9/4/2021). Pemerintah menerbitkan aturan pengendalian transportasi mudik, baik moda darat, udara, laut dan perkeretaapian pada 6 - 17 Mei 2021, dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Ampelsa/aww.ANTARA FOTO/AMPELSA Pekerja melakukan bongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat (9/4/2021). Pemerintah menerbitkan aturan pengendalian transportasi mudik, baik moda darat, udara, laut dan perkeretaapian pada 6 - 17 Mei 2021, dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Ampelsa/aww.

Berdasarkan data laporan keuangan terakhir yang dirilis Garuda Indonesia pada kuartal III 2020, maskapai itu mempunyai utang sebesar Rp 98,79 triliun yang terdiri dari utang jangka pendek Rp 32,51 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp 66,28 triliun.

Sebelum pandemi Covid-19, perseroan sempat membukukan keuntungan hampir mencapai Rp 100 miliar pada 2019.

Namun, pandemi yang melanda Indonesia pada awal 2020 hingga sekarang telah memukul keuangan perusahaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com