KOMPAS.com – Fenomena astronomi bulan Oktober 2021 minggu ketiga ini ada puncak hujan Meteor Epsilon Geminid dan puncak hujan Meteor Orionid.
Waktu terjadinya puncak hujan meteor:
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, kedua fenomena ini dapat disaksikan di Indonesia sejak pukul 23.00 waktu setempat.
Lantas apa perbedaan dari dua fenomena hujan meteor tersebut?
View this post on Instagram
Baca juga: Jangan Lupa, Puncak Hujan Meteor Sextantid Bisa Disaksikan Besok Subuh
Andi menjelaskan perbedaan hujan meteor Epsilon Geminid dan Orinoid, tersebut di antaranya pada titik radiannya.
Titik radian adalah titik kemunculan hujan meteor.
Pada titik radian meteor Epsilon Germinid berada di dekat bintang epsilon geminorium di konstelasi gemini. Sementara meteor Orinoid berada di dekat konstelasi orion.
Perbedaan yang kedua adalah sumber terjadinya meteor Epsilon Geminid dan Orinoid.
“Epsilon Geminid berasal dari sisa debu komet C/1964 N1 (Ikeya) sedangkan Orionid dari sisa debu komet Halley,” ujarnya dihubungi Kompas.com, Minggu (17/10/2021).
Selanjutnya, perbedaan ketiga menurut Andi adalah masa aktif dan puncak intensitas maksimumnya.
Menurutnya Epsilon Geminid aktif sejak 14-27 Oktober 2021 dengan puncak pada 19 Oktober pagi Waktu Indonesia Barat.
Sedangkan Orionid, aktif sejak 2 Oktober sampai 7 November 2021 dengan puncaknya pada 21 Oktober malam hari Waktu Indonesia Barat.
“Meski demikian keduanya sama-sama bisa disaksikan sejak pukul 23.00 waktu setempat, (sesuai dengan lokasi pengamatan zona barat jam 23.00 WIB zona tengah jam 23.00 WITA dan zona timur jam 23.00 WIT) hingga 20-30 menit sebelum matahari terbit yakni sekitar jam 05.00 waktu setempat,” ujarnya.
Baca juga: Hujan Meteor Draconid Sore Ini, Bisa Disaksikan di Seluruh Wilayah Indonesia