KOMPAS.com - Pendarahan otak merupakan penyakit yang bisa diderita oleh siapa saja. Pendarahan otak termasuk dalam kategori stroke dan bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Lalu apa sebenarnya pendarahan otak itu?
Dikutip dari Medical News Today, pendarahan otak adalah suatu kondisi medis yang juga dikenal sebagai pendarahan intrakranial.
Kondisi ini adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Darah yang bocor dari perdarahan dapat menyebabkan kompresi dan kerusakan pada jaringan otak.
Baca juga: Apa Itu Pendarahan Otak yang Dialami Tukul Arwana, Penyebab, dan Gejalanya
Jika pembuluh darah di otak bocor atau pecah dan menyebabkan pendarahan, maka terjadilah stroke hemoragik.
Kompresi dari pendarahan yang berlebihan inilah bisa menyebabkan darah yang kaya oksigen tidak dapat mengalir ke jaringan otak.
Akibatnya dari kekurangan oksigen di otak antara lain pembengkakan atau edema serebral. Darah yang terkumpul dari pendarahan juga dapat terkumpul menjadi massa yang dikenal sebagai hematoma.
Tekanan ekstra ini dapat mencegah oksigen mencapai sel-sel otak yang dapat mengakibatkan kematian mereka.
Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam dan sulit dikenali jika terjadi secara mendadak. Namun beberapa pertanda seseorang mengalami pendarahan otak antara lain:
Hanya saja harus diingat bahwa sejumlah keluhan tersebut belum tentu merupakan gejala pendarahan otak.
Membutuhkan analisa dari dokter untuk memastikan diagnosanya agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Pendarahan Otak, Apa Bisa Sembuh?
Pendarahan bisa disebabkan oleh beberapa hal. Sejumlah faktor yang menjadi penyebab pendarahan otak antara lain sebagai berikut:
Setiap orang memiliki risiko mengalami pendarahan otak jika memiliki kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat. Karena itu, upaya untuk mencegah terjadinya pendarahan otak adalah menjalankan pola hidup yang lebih sehat.
Berikut adalah cara mencegah pendarahan otak terjadi pada diri kita maupun orang terdekat:
Dikutip dari situs Web MD, penelitian membuktikan 80 persen pasien yang mengalami pendarahan otak memiliki riwayat darah tinggi.