KOMPAS.com – Infeksi Covid-19 tidak hanya menyerang organ paru-paru. Efek jangka panjangnya bahkan bisa memengaruhi otak.
Adapun efek jangka panjang Covid-19 atau long Covid-19 memiliki gejala yang bervariasi, termasuk pada kemampuan kognitif.
Diberitakan Kompas.com, Sabtu (14/8/2021), penelitian terbaru yang disampaikan pada Alzheimer’s Association International Conference (AAIC) menemukan kaitan antara Covid-19 dan penurunan kognitif. Selain itu, ditemukan pula percepatan penyakit Alzheimer dan gejalanya.
Pada sebagian besar pasien Covid-19, ditemukan gejala neuropsikiatri. Gejala ini berupa kehilangan indra perasa dan indra penciuman dalam jangka panjang yang disertai penurunan kognitif dan atensi. Kondisi ini dinamakan dengan brain fog.
Hasil ini didapat dari penilaian biological marker pada pasien Covid-19 yang mengalami gejala.
Adapun biological marker yang diperiksa berkaitan dengan kasus trauma otak, neuroinflamasi, dan penyakit Alzheimer.
Baca juga: Virus Ebola Muncul di Pantai Gading, Apa Bahaya dan Gejalanya?
Banyak pula ditemukan pasien yang telah sembuh dari Covid-19 namun mengalami peningkatan kecemasan dan depresi.
Selain itu, mereka juga mengeluhkan gejala sulit tidur, mudah lelah, dan gejala neurologis lainnya.
Peneliti dari University of Texas Health Science Center di San Antonio Long School of Medicine mempelajari kaitan antara penurunan kognitif dan kehilangan indra penciuman.
Keduanya dianalisis pada pasien orang tua yang telah sembuh dari Covid-19 selama tiga hingga enam bulan.
Lebih dari setengah peserta penelitian yang diteliti, terdapat gejala yang persisten berupa piken. Sementara itu, seperempat di antaranya memiliki masalah kognitif berupa disfungsi bahasa.
Masalah-masalah tersebut berkaitan dengan penurunan fungsi indra penciuma, namun tidak berpengaruh berdasarkan tingkat keparahan Covid-19.
Baca juga: Apakah Virus Marburg Berpotensi Masuk ke Indonesia? Ini Kata Epidemiolog
Terdapat biological marker dalam darah yang menunjukkan seseorang mengalami trauma otak, neuroinflamasi, dan penyakit alzheimer.
Para peneliti menguji beberapa biological marker ini dalam darah pasien yang telah sembuh dari Covid-19.
Hasil menunjukkan, biological marker tersebut ditemukan pada pasien Covid-19. Ini menunjukkan bahwa untuk jangka panjang, Covid-19 dapat mempercepat penyakit Alzheimer.
Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendukung temuan dari para peneliti ini.
Editor: Nadia Faradiba
Sumber: Kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.