Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Rekor Mati Dua Bulan Berturut-turut

Kompas.com - 14/08/2021, 10:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIM Riset Rekor MURI sempat mempertimbangkan anugerah MURI kepada saya atas rekor manusia masih hidup dua kali dalam dua bulan berturut-turut diberitakan sudah mati.

Namun tampaknya batal karena tidak etis pendiri MURI memperoleh penghargaan MURI di samping pasti masih lebih banyak warga lebih unggul ketimbang saya dalam berulang kali diberitakan mati padahal masih hidup.

Berarti saya tampak masih hidup ini sebenarnya adalah zombie alias mayat hidup sebab sudah dua kali diberitakan mati.

Pemberitaan pertama bahwa saya mati adalah pada tanggal 7 Juli 2021 disusul pemberitaan ke dua bahwa saya mati lagi pada tanggal 13 Agustus 2021.

Pemberitaan kedua lebih meyakinkan ketimbang pemberitaan ke dua sebab dilengkapi dengan teks yang jelas dan tegas menginformasikan bahwa Jaya Suprana meninggal dunia 13 Agustus 2021 pukul 4.30 di RS Sulanti Suroso Jakarta setelah sebulan terpapar Covid 19.

Lain kali sebaiknya istilah setelah sebulan ditiadakan saja sebab banyak teman berkomunikasi dengan saya sehari sebelum pemberitaan saya mati.

Mengharukan bagaimana karena saya masih hidup maka saya memiliki kelebihan ketimbang teman-teman yang benar-benar sudah berpulang yaitu saya bisa melihat bagaimana para sahabat menyampaikan belasungkawa kepada sanak keluarga saya akibat dugaan bahwa saya sudah mati sesuai dengan pemberitaan bahwa saya sudah mati.

Bahkan ada beberapa teman lama di mancanegara yang lama tidak terdengar kabar-beritanya menyapa saya untuk tahu saya benar-benar mati atau tidak.

Kasihan Ibu Ayla dan Mas Osmar sebagai dua saksi hidup yang tahu benar bahwa saya belum mati terpaksa harus sibuk menyebar berita membantah berita saya sudah mati.

Cukup banyak pula para sahabat yang punya nomor hape saya langsung japri menelpon hape saya untuk cross checking langsung kepada saya untuk menanyakan saya sudah mati atau belum.

Terpaksa pula saya satu per satu saya jawab bahwa saya masih hidup dengan tambahan komentar bahwa jika saya sudah mati berarti yang mengklarifikasi saya masih hidup adalah arwah saya.

Semula saya anggap lelucon saya tentang arwah itu cukup lucu tetapi ternyata tidak semua menganggap lelucon saya itu lucu. Malah ada yang marah karena saya main-main dengan arwah saya sendiri sebagai lelucon tidak lucu.

Bahkan ada yang marah akibat sudah telanjur menangisi saya mati malah saya tidak tahu diri bikin lelucon tentang kematian saya sendiri.

Ada pula yang menganggap pemberitan dua kali dan dua bulan berturut-turut nerupakan karma saya akibat saya pernah dua kali menyakiti hati pihak tertentu sehingga dua kali dendam terhadap saya.

Ada pula yang bilang berita saya mati itu agar saya kapok setiap hari menulis naskah mboten-mboten yang mengganggu kenyamanan mereka namun tujuan bikin saya kapok menulis pasti kandas sebelum saya benar-benar mati.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Tren
11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com