Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara di Jakarta Disebut Tinggi Saat Dini Hari, Apa Penyebab dan Bagaimana Antisipasinya?

Kompas.com - 04/08/2021, 20:40 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet mengeluhkan mengenai buruknya kualitas udara di Jakarta belakangan ini.

Informasi itu disampaikan melalui media sosial Twitter.

"Jam 2:05am TERBANGUN KARENA:
2 minggu Sesak nafas karena COVID-19 [X]
2 minggu Sesak nafas karena kualitas udara buruk [V]
Anak2 batuk-batuk [V]
Vaksin [V]
Antigen dan PCR [V] hasil NEGATIVE!
JAM SEGINI KELUAR RUMAH BAU ASAP!!," tulis akun Twitter @AnnisaCass pada Jumat, 30 Juli 2021.

Baca juga: Viral, Video Bus Lakukan Aksi Oleng Berbahaya di Kuningan, Polisi: Oleng Permintaan Bus Mania, Sopir Langsung di-PHK

"Selamat pagi Jakarta dan polusi udara," tulis akun Twitter @fierza pada Rabu, 28 Juli 2021.

Baca juga: Viral Unggahan Kebocoran Data Berimbas Penipuan Pengiriman Barang, Apa yang Harus Dilakukan?

Baca juga: Mengenal Apa Itu PPKM Darurat dan Bedanya dengan PPKM Mikro

Dua pengguna Twitter tersebut juga menambahkan tangkapan layar dari aplikasi Nafas yang memperlihatkan angka pantauan kualitas udara di Jakarta.

Angka yang tertera pada sejumlah titik berwarna oranye, merah, dan ungu, yang menandakan buruknya kualitas udara.

Seperti diketahui, di tanggal tersebut Indonesia masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang hingga 9 Agustus, Simak Aturan Lengkapnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com