Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Garin Nugroho

Lebih dari 65 penghargaan film diraihnya dari berbagai festival international dan Indonesia. Karyanya meluas dari film, teater, dance hingga instalasi Art .

Garin mendapatkan penghargaan peran budaya tertinggi dari berbagai negara: pemerintah Perancis (Ordre des Arts et des Lettres), Italia (Stella D'Italia Cavaliere) hingga Presiden Indonesia dan Honorary Award Singapura International Film Festival, Life Achievement Award dari Bangkok International Festival, walikota kota Roma hingga Vaseoul - Perancis hingga kota Yogyakarta.

Tercatat sebagai pelopor generasi film pasca 1990. Selain berkarya, ia menumbuhkan beragam festival seni, menulis buku, kolom Kompas dan Tempo maupun menumbuhkan NGO untuk demokrasi.

Ia pengajar S2 dan S3 di ISI Solo dan Yogyakarta.

Rakyat, Jurus Kelit, dan Amuk

Kompas.com - 20/07/2021, 15:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJARAH kolonialisme menunjukkan bahwa persoalan utama bukan saja masalah kolonialisme yang membawa kapitalisme banal namun juga perilaku para penguasa pribumi.

Ketika para penguasa mendapat kekuasaan dan mandat rakyat, mereka menjadi lupa diri dan menumbuhkan kuktur melayani diri sendiri atas nama rakyat. 

Para penguasa bekerja sama dengan korporasi global dan kekuasaan kolonial menjadikan rakyat sebagai sapi perahan.

Seorang guru besar bangsa yakni Tjokroaminoto menyatakan, “Saatnya, kita tidak lagi jadi sapi perahan .“

Kata “rakyat“ memang serba paradoks. Di satu sisi kata itu dipenuhi kemuliaan. Sebutlah, “suara rakyat, suara Tuhan “. 

Di sisi lain justru merepresentasikan serba terbuang, rendah, dan dikorbankan. Sebutlah, “kelas rakyat “. Layaknya di fasilitas umum, ungkapan itu memikli citra serba bau dan kotor. Atau sebut juga “ wajah kerakyatan“ yang berkonotasi miskin dan kurus. 

Meski begitu, kata “rakyat“ menjadi modal besar diperjualbelikan untuk meraih kemenangan dalam Pemilu.

Simak sejarah tokoh dunia dan jargonnya atau jargon para kontestan pemilu. Atau ambilah contoh, kemenangan Jokowi tidak lepas dari citra “wajah kerakyatan“.

Dua jenis kepemimpinan politik

Berkait dengan berbagai bentuk krisis kemanusiaan dalam sejarah, layaknya pandemi, sejarah juga menunjukkan terdapat dua jenis kepemimpinan politk :

Pertama, kepemimpinan yang memandu warga dengan berani terbuka melihat fakta dan data untuk membaca masalah sebagai peta bersama memecahkan krisis.

Kenegarawanan pemimpin seperti ini muncul karena mampu mengajak warga untuk bersama-sama memecahkan krisis pandemi dengan panduan terukur, baik kemajuan maupun hambatannya, tanpa perlu menutupi beragam hambatan karena ketakutan menurunnya citra politiknya atau ketakutan rakyat menjadi panik dan tidak mampu membangkitkan.

Sejarah hari ini menunjukkan, kepemimpinan dengan model semacam ini bisa dilihat di bernagai negara. Mereka mampu membawa kemajuan pemecahan pandemi setahap demi setahap serta terpandu.

Kedua, jenis kepemimpinan yang melayani kepopuleran citra diri sebagai juru selamat. Kepemimpinan semacam ini sangat tabu membuka berbagai masalah dan hambatan.

Dengan kata lain, model kepemimpinan politik semacam ini mengambil jurus pameran perhatian serba juru selamat dan jargon sisi keberhasilan bahkan tidak peduli meski sisi kekacauan dan masalah justru sangat besar.

Pemimpin semacam ini mampu dengan jargon dan laku juru selamat mengelola kultur “maklum“ dan “lupa“ rakyat untuk terkesima oleh simbol-simbol keselamatan yang sesungguhhnya jauh dari kenyataan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Tren
Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Tren
Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Tren
TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

Tren
5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

Tren
Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Tren
5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com