Dijual Jutaan Rupiah, Ini Fakta Obat Tocilizumab untuk Lawan Covid-19

KOMPAS.com – Salah satu obat Covid-19 yang tengah banyak diperbincangkan adalah Tocilizumab yang dijual dengan merk dagang Actemra.

Obat yang dijual dengan harga jutaan rupiah ini tidak diberikan pada semua pasien Covid19. Hanya pasien dalam kondisi kritis yang bisa mendapatkan perawatan dengan obat ini.

Selengkapnya, berikut adalah fakta-fakta seputar obat Tocilizumab untuk lawan Covid-19:

1. Fungsi obatTocilizumab

Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, Tocilizumab adalah obat antibodi monoklonal dan merupakan anti interleukin 6.

Interleukin 6 adalah sitokin protein yang berperan sebagai mediator utama inflamasi dan respons imun berlebihan yang menyebabkan pandangan hebat dalam tubuh yang dikenal dengan istilah badai sitokin.

“Terutama pada pasien Covid-19 yang berat, biasanya terjadi badai sitokin, dan sitokin itu ada berbagai macam, salah satunya yang sering muncul adalah interleukin 6,” ujar Prof. Zullies, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Jumat, 2 Juli 2021.

Baca juga: Apa Itu Tocilizumab? Obat Covid-19 yang Harganya Capai Jutaan Rupiah

Prof. Zullies mengatakan, Tocilizumab biasanya digunakan pada pasien yang mengalami penyakit rheumatoid arthritis, yakni penyakit autoimun yang menyerang persendian.

Obat tersebut berfungsi untuk menekan interleukin 6 yang jumlahnya cukup besar pada penyakit rheumatoid arthritis.

Pada pasien Covid-19, terutama yang mengalami gejala parah, biasanya akan mengalami badai sitokin akibat jumlah interleukin 6 yang meningkat.

“Makanya, para ahli mencoba untuk menekan interleukin 6 dengan Tocilizumab tersebut, yakni obat antibodi monoklonal,” katanya.

2. Harga obat Tocilizumab

Obat Tocilizumab dijual dengan harga yang cukup mahal. Harga obat ini bisa mencapai jutaan rupiah.

Baca juga: 3 Fakta Actemra, Obat untuk Pasien Covid-19 Rekomendasi WHO

Menurut Prof. Zullies, Tocilizumab dibanderol dengan harga mahal karena pengembangannya menggunakan teknologi yang tidak digunakan pada produksi obat lainnya.

“Obat ini istilahnya adalah biological agent atau agen biologi. Jadi, bukan senyawa kimia biasa seperti kita bikin paracetamol,” jelas Prof. Zullies.