Covid-19 Sudah Bunuh 3,7 Juta Orang di Dunia dalam Waktu 18 Bulan

KOMPAS.com - Virus Covid-19 sudah membunuh 1,9 juta orang di dunia pada pertengahan tahun 2021.

Angka kematian akibat virus Corona tahun ini meningkat dari tahun 2020 sebanyak 1,88 juta orang.

Dengan demikian, selama 18 bulan ini, jumlah orang yang meninggal akibat virus corona sebanyak 3,78 juta.

Hal itu berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Baca juga: Secara Global, Jumlah Kematian Akibat Covid-19 Sampai Pertengahan 2021 Melampaui Total 2020

Menurut laporan itu, angka kematian sebesar itu akibat Covid-19 baru data per satu semester 2021.

"Semakin lama, kami melihat pandemi dua jalur. Banyak negara masih menghadapi situasi yang sangat berbahaya. Sementara beberapa negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi mulai berbicara tentang mengakhiri pembatasan," ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual melansir New York Post pada Sabtu (12/6/2021).

Di antara banyak negara yang terserang pandemi ini, Amerika Serikat bernasib lebih baik pada 2021.

Namun demikian, AS masih rentan menderita lebih banyak kematian akibat Covid-19 tahun ini daripada tahun lalu.

Disebutkan, kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat pada pertengahan 2021 mencapai 247.000 jiwa, menurun dibanding tahun lalu sebanyak 352.000 orang.

Selama dua tahun itu, jumlah total kematian akibat Covid-19 di AS adalah 599.000 dan disebut tertinggi dari satu negara mana pun.

Laporan tersebut mengecualikan data dari China tempat virus itu berasal.

Di bagian lain, jumlah kematian di Brasil dan India jauh lebih tinggi tahun 2021 ini dibanding 2020 lalu.

Di Brasil, angka kematian akibat Covid-19 pada 2020 sebanyak 195.000. Sementara pada tahun 2021, jumlah itu meningkat menjadi 289.000 kematian. 

Baca juga: WHO Desak China Transparan dan Kooperatif Pecahkan Misteri Asal-usul Covid-19

Sementara di India, total kematian akibat Covid-19 pada pertengahan tahun ini sebanyak 218.000 orang, melonjak daripada tahun sebelumnya sebanyak 149.000 orang. (Penulis: Bernadette Aderi Puspaningrum)