Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecurigaan UFO adalah Drone Canggih dari Rusia dan China

Kompas.com - 13/06/2021, 09:00 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Fenomena kemunculan Unidentified Flying Object (UFO) atau benda terbang tak dikenal tengah ramai diperbincangkan. Di Inggris, UFO yang muncul di wilayahnya dicurigai adalah drone canggih dari Rusia dan China.

Tobias Ellwood, Ketua Komite Pertahanan Inggris mengatakan kepada The Sun Online bahwa Inggris harus mengikuti jejak AS yang saat ini sedang mempersiapkan laporan intelijen penting tentang UFO.

UFO semula diyakini hanya bagian dari teori konspirasi, namun kini telah menjadi perdebatan keamanan nasional di berbagai negara setelah serangkaian video yang direkam personel militer di AS muncul.

Baca juga: AS Tak Temukan Bukti Teknologi Alien pada Penampakan UFO dalam 20 Tahun Terakhir

Masalah UFO yang sekarang sering disebut sebagai Fenomena Udara Tak Dikenal (UAPs), telah menarik perhatian Senat di AS. Senat telah meminta laporannya yang akan dirilis pada Juni ini.

Masalah UAPs telah dibahas dalam konferensi pers Gedung Putih, oleh mantan pejabat pertahanan, dan setidaknya dua mantan presiden, yaitu Barack Obama dan Bill Clinton.

Pejabat intelijen AS telah menyusun dokumen untuk Kongres setelah sejumlah video yang direkam oleh personel Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS bocor di media.

Rekaman aneh menunjukkan penampakan benda-benda yang tampaknya menentang semua pemahaman konvensional, tentang bagaimana pesawat bergerak. Penampakan terbaru yang diketahui publik menunjukkan 14 UFO mengerumuni kapal penjelajah USS Omaha pada 2019.

Ellwood yang merupakan mantan menteri pertahanan Inggris ini menilai, UAPs bisa saja merupakan ancaman drone canggih dari negara-negara seperti Rusia dan China, serta negara yang disebut sebagai kelompok teroris.

Baca juga: Menanti Kejelasan UFO dari Publikasi Laporan Militer AS

Sehingga, menurutnya perlu untuk diselidiki lebih lanjut. Dia menggambarkan laju perubahan teknologi saat ini adalah "fenomenal" dengan kecanggihan yang meningkat dan berpotensi memiliki teknologi hipersonik, berupa drone atau kapal selam tak berawak.

Potongan rekaman yang dikeluarkan Pentagon memperlihatkan obyek yang misterius, atau dikenal juga sebagai UFO. Kementerian Pertahanan AS memutuskan untuk merilisnya pada Senin (27/4/2020).Pentagon via Sky News Potongan rekaman yang dikeluarkan Pentagon memperlihatkan obyek yang misterius, atau dikenal juga sebagai UFO. Kementerian Pertahanan AS memutuskan untuk merilisnya pada Senin (27/4/2020).

"Jelas ada banyak sekali penampakan (UAPs) yang tidak dapat dijelaskan dan itu tidak bisa dianggap sebagai imajinasi atau berlebihan," kata anggota parlemen Konservatif untuk Bournemouth East itu seperti yang dilansir dari The Sun pada Kamis (10/6/2021).

“Mengingat munculnya teknologi canggih yang sekarang dimanfaatkan oleh aktor negara dan non-negara, kami membutuhkan pemeriksaan dan pengawasan yang lebih baik terhadap wilayah udara kami," ungkapnya.

"Kita harus dapat menyingkirkan, mengidentifikasi, dan memberi label objek apa pun di langit kita, dan saat ini kita tidak dapat melakukannya, yang mengarah pada semua jenis spekulasi tentang apa yang mungkin ada di luar sana," lanjutnya.

Respons Inggris

Sejauh ini, pemerintah Inggris belum merespons secara formal masalah UAPs, hanya menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki program investigasi UFO.

Pemerintah Inggris mengatakan bahwa departemen tersebut telah dibubarkan pada 2009. Namun, diperkirakan dapat dihidupkan lagi tergantung hasil temuan AS, menurut laporan The Telegraph.

Baca juga: Video Viral 14 UFO Kerumuni Kapal Perang AS, Ini Sejarah Kemunculannya

Menurut Ellwood yang berkata kepada The Sun Online, "Siapa pun yang memanfaatkan teknologi ini lebih awal, akan memiliki keunggulan strategis dan operasional, dan garis pertahanan pertama adalah memahami apa yang ada di sana (UAPs)."

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com