KOMPAS.com - Sejumlah anak muda Indonesia berhasil masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2021.
Dalam daftar tersebut, Forbes melakukan kurasi yang menghasilkan 300 anak muda berusia di bawah 30 tahun, yang dinilai berpengaruh.
Lalu Muhammad Zohri, sprinter asal Indonesia, termasuk salah satu anak muda Tanah Air yang berhasil masuk dalam daftar tersebut.
Baca juga: Daftar 10 Perempuan Terkaya di Dunia 2021 Versi Majalah Forbes
Zohri, yang dijuluki sebagai "pria tercepat di Asia Tenggara", merupakan atlet Indonesia pertama yang berhasil meraih medali emas pada gelaran World Athletics U20 Championships di Finlandia pada 2018.
Pada 2019, Zohri juga mencatatkan rekor nasional baru, yakni 10,13 detik untuk jarak 100 meter, sekaligus meraih medali perak pada ajang Asian Athletics Championships di Qatar.
Setelah finish di posisi ketiga pada Golden Grand Prix Osaka 2019, Zohri rencananya juga akan berlaga di kompetisi Tokyo Olympics.
Lalu Muhammad Zohri lahir di Karang Pansor, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, pada 1 Juli 2000. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu secara finansial.
Mengutip Harian Kompas, 15 Juli 2018, sejak kecil Zohri harus hidup prihatin. Dengan penghasilan orangtuanya yang tidak seberapa sebagai nelayan dan buruh tani, bungsu dari empat bersaudara itu sering harus menahan lapar karena ketiadaan makanan.
Kesulitan itu semakin bertambah ketika kedua orang tua Zohri meninggal dunia. Ibundanya, Saeriah, meninggal 2 Februari 2015 lalu, sedangkan ayahnya, Lalu Ahmad Yani, meninggal 2 Februari 2017.
Baca juga: Daftar Lengkap 19 Orang Terkaya di Indonesia 2021 Versi Forbes
Selepas kepergian kedua orang tuanya, Zohri hidup bersama kakaknya, Baiq Fazillah, dan mendiami gubuk sederhana seluas 6 meter x 8 meter peninggalan orangtuanya.
Gubuk yang terletak di Desa Pemenang Barat itu berdinding gedek dan papan yang sebagian lapuk, beratapkan genteng dan asbes yang sudah bolong di sana-sini.
Akan tetapi, di tengah segala keterbatasan ekonomi keluarganya, Zohri kecil telah menunjukkan bakatnya sebagai pelari.
Sejak duduk di bangku SD Negeri 2 Pemenang, hampir tiap hari dia berangkat dan pulang sekolah dengan berlari. Jarak sekolah itu sekitar 2 kilometer dari rumahnya.