Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 April Jateng Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Ini 3 Hal yang Harus Diperhatikan

Kompas.com - 25/03/2021, 06:29 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) pada jenjang sekolah menengah mulai 5 April 2021 mendatang.

Rencananya uji coba dilaksanakan di 35 kabupaten atau kota di Jawa Tengah dan berjalan selama 2 minggu, dari 5-16 April.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Hari Muljanto menjelaskan, uji coba ini sebagai respons Pemprov Jawa Tengah terhadap aturan Pemerintah yang memperbolehkan PTM sejak Januari.

"Kementerian (Pendidikan dan Kebudayaan) kan sejak 2021 awal memperbolehkan sekolah-sekolah untuk buka, tetapi Pak Gubernur melihat tingkat penularan Covid-19 di Jawa Tengah masih tinggi, waktu Januari, maka dikeluarkan surat edaran gubernur mengenai penundaan PTM pada semua jenjang pendidikan," kata Hari kepada Kompas.com, Rabu (24/3/2021).

Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Jateng Mulai 5 April, Ini Jadwal dan Ketentuannya

Keputusan untuk melakukan uji coba PTM pada April ini dilakukan atas dasar kondisi pandemi di Jawa Tengah yang sudah mulai menurun.

1. Cermati gejala Covid-19

Menanggapi rencana pembelajaran tatap muka ini, epidemilog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman memberi catatan terkait pentingnya protokol kesehatan untuk kegiatan belajar tatap muka.

Menurut pria yang juga peneliti global health security dan pandemi, bahwa anak-anak memiliki gejala ringan dan tidak spesifik terhadap virus corona.

"Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak dan remaja yang mengidap Covid-19 lebih sering asimtomatik, tidak pernah menunjukkan gejala, atau memiliki gejala ringan dan tidak spesifik," kata Dicky, kepada Kompas.com, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Belajar Tatap Muka di Jateng Bakal Digelar 5 April, Ganjar: Semua Guru Wajib Vaksin

Dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka mendatang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti gejala Covid-19 pada anak-anak. 

Siswa, guru atau staf sekolah yang menunjukkan gejala tidak boleh datang ke sekolah. Gejala tersebut meliputi:

  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk, yang bukan disebabkan oleh alergi
  • Kesulitan bernapas, yang bukan asma
  • Diare atau muntah
  • Kehilangan indera perasa dan bau
  • Sakit kepala parah yang timbul, terutama setelah demam.

Baca juga: 63 Sekolah di Zona Hijau Covid-19 di Sragen Gelar PTM April 2021

2. Strategi PTM

Dicky menyampaikan hal-hal yang perlu dilakukan saat penerapan PTM, meliputi:

  • Menjaga jarak antarsiswa 2 meter
  • Menggunakan masker dengan benar
  • Membiasakan etiket mencuci tangan, batuk dan bersin
  • Memastikan ventilasi ruang kelas dalam keadaan baik
  • Menghadapkan meja kelas ke arah yang sama
  • Memindahkan furnitur kelas yang tidak penting, agar kelas lebih luas
  • Membersihkan dan memelihara fasilitas sekolah secara rutin
  • Monitoring dan evaluasi berkala 2 minggu sekali
  • Menyediakan sistem palacakan kontak diiringi dengan fasilitas isolasi atau karantina kesehatan
  • Memberi vaksinasi pada guru, staf dan mengidentifikasi orang yang terinfeksi agar dapat dilacak

Adapun untuk kegiatan belajar yang membutuhkan peningkatan pernafasan, seperti bernyanyi, berteriak, band atau olahraga maka wajib dilakukan di luar ruangan. Atau minimal di ruang yang luas dengan ventilasi yang baik.

Baca juga: AstraZeneca Klaim Vaksinnya 79 Persen Efektif Cegah Corona, AS: Datanya Kedaluwarsa

Dicky juga menambahkan bahwa penting bagi guru dan staf mengurangi interaksi yang tidak penting.

"Hilangkan atau kurangi interaksi tatap muka yang tidak penting antara guru dan staf sekolah selama rapat, makan siang, dan situasi lain yang dapat menyebabkan peularan," jelas Dicky.

3. Antisipasi klaster sekolah

Sementara itu Dicky menyebut, jika penularan terjadi di sekolah, maka kasusnya cenderung terjadi di antara orang dewasa

"Ketika wabah terjadi di lingkungan sekolah, maka cenderung terjadi peningkatan penularan di antara guru dan staf sekolah dibanding di antara siswa," ujar Dicky.

Kluster sekolah terjadi karena strategi pencegahan tidak ditaati. Seperti tidak mengenakan masker dengan baik dan benar, serta ruang kelas yang terlalu padat.

"Sekolah harus menjadi tempat terakhir yang ditutup setelah semua tindakan pencegahan lain di masyarakat dilakukan, dan yang pertama dibuka kembali ketika situasi memungkinkan dilakukan dengan aman," imbuh Dicky.

Baca juga: Kuliah di Universitas Terbuka, Simak Cara Daftar dan Biayanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby Tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby Tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com