Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Nasabah "Terjebak" Akun Bodong Bank di Twitter, Simak Analisis Drone Emprit

Kompas.com - 14/03/2021, 14:56 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Halo BCA menjadi trending di media sosial Twitter pada Minggu (14/3/2021) pagi, dengan lebih dari 4.000 twit berbagi dengan kata itu.

Kunto Aji, lewat akunnya @KuntoAjiW, membuat twit untuk memancing bot penipu yang biasanya membalas nasabah yang melaporkan keluhan lewat Twitter. 

"Halo BCA atm ku tertelan, boleh minta minum gak seret nih, nyangkut di tembolok, terima kasih BRI, BNI, Shopeecare," tulis Kunto Aji.

Warganet ramai menggunakan kata Halo BCA hingga Minggu siang.

Diketahui, banyak akun bodong yang mencatut bank untuk "menjebak" para nasabah yang menyampaikan keluhan di media sosial Twitter.

Analisis Drone Emprit

Analisis Portal Data Analisis Media Sosial Drone Emprit menunjukkan, ada penipu yang mengaku customer care bank-bank yang ada di Indonesia.

Drone Emprit telah membuat analisis terkait penipuan terhadap nasabah BNI. Sementara itu, analisis rinci dari bank lainnya akan disampaikan menyusul.

Founder of Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, menjelaskan, penipu yang mengaku customer care BNI setidaknya ada 113 akun penipu dalam 1 pekan ini.

Baca juga: Viral, Unggahan Denda Rp 566.000 karena Kartu Tol Hilang di Ruas Kayu Agung-Terbanggi

Selain itu, dalam dua bulan terakhir, ada 331 akun penipu yang mengatasnamakan Halo BCA.

Ismail mengunggah peta "Live Chat" pada Sabtu (13/3/2021), yang menunjukkan akun-akun penipu di Twitter. Dari peta tersebut, diketahui target penipu antara lain nasabah BNI, BRI, Mandiri, BCA, dan Jenius.

Dengan keyword tersebut, akun penipu yang paling banyak ditemukan adalah BNI, kemudian BRI, setelah itu BCA.

Ismail menjelaskan, para penipu itu menggunakan bot untuk mengirim pesan kepada para nasabah yang sedang panik karena mengalami kendala urusan perbankan.

"Mereka (penipu) itu punya bot (program otomatis) yang memonitor semua percakapan yang mengandung kata, misalnya HaloBCA, BNI, dan sebagainya," kata Ismail saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/3/2021).

Biasanya, lanjut Fahmi, nasabah yang panik langsung dikirimi DM atau reply (balasan).

Ada pula yang menambahkan nomor Whatsapp (WA) atau nomor telepon yang bisa dihubungi beserta link yang mengarahkan nasabah ke percakapan pribadi. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com