KOMPAS.com – Belakangan ini ramai di dunia maya Aplikasi MyHeritage yang mampu mengedit foto diam menjadi gambar bergerak, seolah sang pemilik foto hidup.
MyHeritage menyediakan fitur Deep Nostalgia yang menggunakan teknologi AI atau kecerdasan buatan.
Deep Nostalgia sendiri termasuk deepfake yang memanfaatkan AI untuk meniru citra dan gerakan manusia sehingga dapat sedemikian persis.
Selain kecanggihan dari teknologi ini, deepfake ternyata memiliki sisi gelap yang mesti diwaspadai bersama.
Simak informasi selengkapnya tentang deepfake berikut ini:
Baca juga: Viral Aplikasi MyHeritage Ubah Foto Seolah Hidup, Begini Cara Pakainya
Melansir dari The Guardian, deepfake adalah sebutan populer untuk penerapan teknologi yang memetakan wajah seseorang ke cuplikan orang lain.
Teknologi ini bisa dengan mulus menganimasikan fitur dan ekspresi manusia.
Deepfake sendiri termasuk salah satu bentuk AI yang memiliki algoritma deep learning atau pembelajaran mendalam.
Metode untuk membuat deepfakes yang umum adalah penggunaan jaringan deep neural yang melibatkan auto encoder untuk teknik pertukaran wajah.
Auto encoder adalah program deep learning AI yang bertugas mempelajari klip video untuk memahami seperti apa orang itu dari berbagai sudut dan kondisi lingkungan.
Dalam pembuatan deepfakes video yang diperlukan hanyalah kumpulan video atau gambar target dan video yang ingin dijadikan dasar deepfake.
Agar deepfake makin terlihat nyata, AI lainnya seperti Generative Adversarial Networks (GAN) ditambahkan.
Ia akan mendeteksi dan memperbaiki kekurangan apa pun di deepfake yang sulit membuat detektor deepfake mengungkapnya.
Baca juga: Hotel Luar Angkasa Pertama Akan Dibuka pada 2027, Berminat?
Pemanfaatan deepfake secara positif di antaranya adalah penggunaannya untuk menggantikan tokoh nyata yang tidak bisa hadir dalam sebuah pembuatan film.
Contoh lain tenologi deepfake juga digunakan untuk membuat sejumlah aplikasi hiburan.