Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Studi, Sistem Imun Bisa Terganggu jika Lakukan Diet Ini

Kompas.com - 06/03/2021, 19:33 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi menunjukkan, diet tinggi gula fruktosa dapat menyebabkan sistem kekebalan tidak berfungsi dengan baik.

Mengutip Medical News Today, 26 Februari 2021, fruktosa adalah gula alami yang terdapat dalam buah-buahan, madu, dan sayuran tertentu, seperti asparagus dan labu.

Jenis gula fruktosa ini dapat berkontribusi pada diet sehat karena buah dan sayuran biasanya mengandung lebih sedikit gula daripada makanan olahan yang dimaniskan dengan gula.

Di sisi lain, sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS) adalah pemanis buatan yang terbuat dari tepung jagung.

Akhir abad lalu, banyak produsen makanan olahan dan minuman ringan, terutama di Amerika Serikat, menggunakan HFCS sebagai alternatif untuk mempermanis produk mereka karena harganya murah.

Pakar kesehatan tidak setuju apakah HFCS lebih berbahaya daripada gula lainnya.

Baca juga: 6 Pantangan Saat Diet, Jangan Disepelekan

BPOM Amerika (FDA) menyatakan telah melihat tidak ada bukti bahwa makanan yang mengandung HFCS kurang aman daripada makanan menggabungkan pemanis lainnya.

Meski demikian, penelitian secara konsisten menunjukkan hubungan antara mengonsumsi HFCS dalam jumlah besar dan berbagai kondisi, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit hati berlemak yang tidak terkait dengan alkohol.

Science Daily, 22 Februari 2021, menuliskan, penelitian yang dibuat para peneliti dari Universitas Swansea bekerja sama dengan Universitas Bristol dan lembaga Francis Crick menunjukkan, mengonsumsi makanan yang tinggi gula fruktosa dapat mencegah berfungsinya sistem kekebalan tubuh dengan baik, dengan cara yang hingga saat ini sebagian besar tidak diketahui.

Studi itu diterbitkan dalam jurnal Nature Communications. Penelitian menunjukkan, fruktosa menyebabkan sistem kekebalan menjadi meradang.

Proses itu menghasilkan lebih banyak molekul reaktif yang terkait dengan peradangan.

Peradangan semacam ini dapat terus merusak sel dan jaringan serta menyebabkan organ serta sistem tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, dapat menyebabkan penyakit.

Penelitian ini membawa pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana fruktosa dapat dikaitkan dengan diabetes dan obesitas, karena peradangan tingkat rendah sering dikaitkan dengan obesitas.

Baca juga: Ramai Kontroversi Diet Tya Ariestya, Ini Tanggapan Ahli Gizi

"Penelitian tentang berbagai komponen makanan kita dapat membantu kita memahami apa yang mungkin berkontribusi terhadap peradangan dan penyakit dan apa yang dapat dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan," kata Dr Nick Jones, dari Sekolah Kedokteran Universitas Swansea.

Secara khusus, gula ini menyesuaikan jalur metabolisme seluler untuk meningkatkan produksi sitokin inflamasi yang lebih reaktif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Tren
Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Tren
Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Tren
Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Tren
Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Tren
Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Tren
Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Tren
Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Tren
Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com