Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

400.000 Balita di Yaman Terancam karena Kelaparan pada 2021

Kompas.com - 14/02/2021, 10:34 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hasil kajian empat badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, 400.000 anak berusia di bawah 5 tahun (balita) di Yaman terancam meninggal dunia karena kelaparan pada 2021.

Dilansir dari Reuters, Jumat (12/2/2021), hal itu bisa terjadi karena tidak ada intervensi di tengah melonjaknya tingkat kekurangan gizi parah akibat perang dan pandemi virus corona.

Peringatan PBB ini muncul hampir 6 tahun setelah pecahnya perang yang membuat 80 persen populasi bergantung dengan bantuan kemanusiaan.

Baca juga: Hancurkan Lumbung Pangan, Ledakan di Lebanon Berpotensi Sebabkan Kelaparan

Dalam laporannya, empat badan PBB itu memproyeksikan kenaikan 22 persen kasus malnutrisi anak-anak usia di bawah 5 tahun di Yaman pada tahun ini dibanding 2020.

Selain itu, malnutrisi akut berarti ada risiko kematian akibat kekurangan makanan.

Kota-kota seperti Aden, Hudaidah, Taiz, dan Sana'a diperkirakan menjadi titik-titik pusat terjadinya kelaparan parah anak-anak di Yaman.

"Angka-angka ini adalah seruan lain bantuan untuk Yaman di mana setiap anak yang kekurangan gizi juga berarti keluarga yang berjuang untuk bertahan hidup," kata Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley dalam pernyataan bersama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), UNICEF, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebanyak 2,3 juta anak di bawah lima tahun diperkirakan akan menderita kekurangan gizi akut pada 2021, di mana 400.000 terancam meninggal dunia karena kelaparan.

Menurut 4 badan PBB itu, malnutrisi akut di antara anak-anak dan ibu-ibu di Yaman meningkat setiap tahun.

Penyebabnya karena tingginya tingkat penyakit dan meningkatnya kerawanan pangan.

Sekitar 1,2 juta wanita hamil atau ibu menyusui di Yaman diproyeksikan mengalami kekurangan gizi akut pada tahun ini.

Jumlah orang kelaparan tidak pernah diumumkan secara resmi di Yaman. PBB mengatakan, negara itu adalah cerminan krisis kemanusiaan terbesar di dunia saat ini.

Seiring dengan konflik, kemerosotan ekonomi, dan pandemi, kekurangan sumbangan pada tahun lalu juga berkontribusi pada memburuknya krisis kemanusiaan di sana.

Layanan gizi dan lainnya yang mencegah jutaan orang dari kelaparan dan penyakit, secara bertahap ditutup di Yaman di tengah kekurangan dana.

Badan-badan tersebut menyebutkan, mereka hanya menerima 1,9 miliar dollar AS dari 3,4 miliar yang dibutuhkan untuk bantuan kemanusiaan negara itu.

Dengan kenyataan tersebut, berbagai program sudah mulai ditutup dan diperkecil.

Perang di Yaman terjadi ketika koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi pada Maret 2015 untuk memulihkan Pemerintah Yaman yang digulingkan dari kekuasaan di ibu kota Sanaa oleh gerakan Houthi pada akhir 2014.

Baca juga: Kisah dari Nepal dan Bayang-bayang Bencana Kelaparan Global karena Virus Corona...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com