Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Modus Pembajakan Akun WhatsApp Berkedok Salah Isi Pulsa

Kompas.com - 13/02/2021, 19:32 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Modus baru peretasan akun WhatsApp kembali meresahkan masyarakat.

Di media sosial dan berbagai grup percakapan WhatsApp tak sedikit yang membagikan cerita soal modus pembajakan akun WhatsApp.

Kali ini, modus tersebut berkedok salah input voucher pulsa/game ke nomor pengguna, dan dilanjutkan dengan permintaan untuk mengirim kode One Time Password (OTP). 

Beberapa pengguna WhatsApp juga bercerita kepada Kompas.com bahwa modus peretasan itu masih beredar pada tahun 2021.

Modus peretasan itu diawali dari pesan WA yang dikirim oleh nomor tidak dikenal (biasanya mengaku kasir minimarket) kepada nomor pengguna, untuk mengirim enam digit kode OTP yang tertera di SMS yang diterima oleh pengguna.

Baca juga: Benarkah WhatsApp GB atau WhatsApp Mod Bisa Curi Data Pengguna?

Sebagian teks dalam SMS tersebut ditulis menggunakan aksara Thailand dan disertai sebuah tautan, seperti contoh berikut:

Screenshot Contoh modus peretasan WA

Berdasarkan pengalaman yang dibagikan @hanagokil_, diketahui bahwa setelah mengirimkan kode OTP yang tertera dalam SMS ke nomor tidak dikenal yang mengaku kasir minimarket, akun WA miliknya tidak bisa digunakan lagi.

Modus social hacking

Modus peretasan WA dengan berkedok sebagai kasir minimarket yang salah memasukkan kode voucher pulsa/game, adalah bagian dari praktik yang disebut social hacking.

Melansir The Verge, 23 Januari 2020, modus nyaris serupa juga pernah beredar sebelumnya. Bedanya, pelaku peretasan mengaku sebagai teman korban.

Akan tetapi, tujuan akhirnya tetap sama, yakni pelaku mengincar kode OTP yang dikirim melalui SMS ke nomor korban. Kode OTP ini digunakan untuk mengambil alih akun WA milik korban.

Kode OTP bukan sembarang kode enam digit. Itu adalah kode yang dikirim WhatsApp ke nomor ponsel melalui SMS untuk verifikasi akun WA pengguna.

"Dengan membagikan nomor itu, teman saya tanpa sengaja mengizinkan peretas untuk masuk ke akunnya," tulis Jon Porter dari The Verge.

Baca juga: Simak, Ini Cara Mengamankan Akun WhatsApp dari Peretasan!

Jangan pernah membagikan kode OTP

Ada dua hal yang harus diingat pengguna WA, untuk mengurangi kemungkinan akun diretas oleh orang lain, yaitu:

  • Jangan pernah membagikan enam digit kode OTP dari WhatsApp dengan siapa pun, termasuk orang tua, saudara, dan teman dekat. Tidak ada yang berhak meminta kode yang dikirimkan WhatsApp kepada pengguna melalui SMS. Jadi, jangan pernah berpikir untuk membagikannya.
  • Jika hal terburuk terjadi, misalnya kode OTP telanjur dikirim, maka siapkan kode PIN WhatsApp yang akan berfungsi sebagai penghalang lain untuk menghentikan peretas masuk ke akun pengguna.

Mengaktifkan fitur kode PIN

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kode PIN berfungsi agar peretas tidak bisa langsung masuk ke WA begitu mendapatkan kode OTP, karena aplikasi WA akan meminta enam digit kode PIN sebagai verifikasi tambahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com