Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aung San Suu Kyi, Pemimpin De Facto yang Ditangkap Militer Myanmar

Kompas.com - 01/02/2021, 13:53 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Situasi politik di Myanmar semakin memanas setelah pemimpin de facto negara itu, Aung San Suu Kyi, ditahan oleh pihak militer pada Senin (1/2/2021).

Berdasarkan laporan Reuters, Suu Kyi dan sejumlah tokoh senior dari partai National League for Democracy (NLD) ditangkap dalam sebuah penggerebekan pada Senin dini hari.

Penahanan Suu Kyi dan politikus dari partai NLD terjadi setelah ketegangan yang meningkat selama beberapa hari terakhir antara pemerintahan sipil dengan militer.

Militer Myanmar, yang dikenal sebagai Tatmadaw, menuduh NLD telah mencurangi hasil pemilu November 2020, sehingga bisa menang telak. 

Tatmadaw juga menyatakan, mereka dapat mengambil tindakan jika keluhan tentang kecurangan dalam Pemilu Myanmar tidak ditangani.

Juru Bicara NLD Myo Nyunt mengatakan, dengan melihat situasi yang terjadi sekarang, dapat diasumsikan bahwa militer sedang melakukan kudeta.

Baca juga: Kudeta Militer di Myanmar, Pemerintah Indonesia Sampaikan Keprihatinan 

Sosok Aung San Suu Kyi selalu jadi perhatian dalam dinamika politik di Myanmar. 

Suu Kyi, putri perdana menteri

Ditangkap dan ditahan oleh militer bukan baru kali ini saja dialami oleh Suu Kyi.

Perempuan kelahiran 19 Juni 1945 itu sebelumnya pernah menjadi tahanan rumah antara tahun 1989 hingga 2010, karena perannya sebagai tokoh oposisi Myanmar yang konsisten menyuarakan demokrasi.

Darah politik Suu Kyi barangkali diturunkan dari ayahnya, Aung San, Perdana Menteri Myanmar di era kolonial Inggris, yang tewas dibunuh saat mempersiapkan kemerdekaan negara itu.

Ketika ayahnya terbunuh, Suu Kyi masih berusia dua tahun.

Melansir Harian Kompas, 12 Juli 1995, Suu Kyi melewatkan kehidupan hingga remaja di Yangoon, dan kemudian ikut ibunya, Khin Kyi, yang bertugas sebagai Duta Besar di India.

Pada 1964, dia belajar di Oxford University selama tiga tahun. Suu Kyi kemudian menikah dengan ilmuwan Inggris, Michael Aris, pada 1972.

Dari pernikahan itu, Suu Kyi dan Aris dikaruniai dua buah hati, Alexander dan Kim.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com