Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang Silas Papare, Pahlawan Nasional Asal Papua

Kompas.com - 18/12/2020, 08:03 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 102 tahun yang lalu, tepatnya pada 18 Desember 1918, pahlawan nasional asal Papua bernama Silas Papare lahir di Serui.

Silas Papare merupakan pahlawan nasional yang berlatar belakang seorang mantri kesehatan, dengan bekal pendidikan dan pengalaman politik terbatas.

Dengan bimbingan eks Digulis Harjono dan Suprapto, Silas Papare membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM) untuk menghimpun kekuatan.

Ia juga mengatur gerak langkah perjuangan yang bertujuan membela serta mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945.

Dengan sedikit pengalaman militernya, ia diminta oleh NICA untuk melatih pemuda-pemuda Irian guna membentuk Batalyon Papua.

Pelatihan militer ini berlangsung di Kota Nica, pinggiran Hollandia, tempat dari pusat pendidikan kilat (enam bulan) yang dijalankan Belanda guna mendidik putra-putra Irian dalam berbagai keahlian, mulai dari kursus mantri kesehatan, pertanian, hingga ke sekolah pamongpraja.

Baca juga: Patung Pahlawan Nasional Depati Amir Setinggi 12 Meter Dikerjakan Seniman Bali 

Harian Kompas, 15 Juli 1995, mencatat, Silas bersama tokoh nasionalis muda lainnya membentuk Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) pada November 1946. Ia menjabat sebagai ketua.

Dalam perkembangannya kemudian, para kader nasionalis sering mengadakan berbagai rapat gelap, dan merencanakan berbagai aksi perlawanan.

Karena keterbatasan yang ada, semua aksi perlawanan mereka dengan mudah dipatahkan Belanda.

Akibatnya, sebagian tokoh pimpinan mereka ditangkap dan dipenjarakan, sedangkan sebagian siswa yang terlibat dipulangkan ke daerah mereka masing-masing.

Silas Papare sendiri, seusai ditahan di penjara beberapa lama, memutuskan kembali ke Serui, dan bertugas di RS Serui sebagai mantri. Di RS ini, Papare berkenalan dengan Sam Ratulangie.

Meski memiliki latar belakang yang jauh berbeda, keduanya menjalin persahabatan dan kerja sama. Kesamaan cita-cita kemerdekaan diyakini mampu mengikat kedua tokoh ini.

Baca juga: Tokoh Agama Papua Temui Moeldoko Suarakan Perdamaian Abadi 

Pada akhir September 1949, ia berangkat ke Jawa sebagai wakil rakyat Irian dalam perundingan-perundingan resmi RI-Belanda.

Dia kemudian terpilih memperkuat delegasi RI dalam rangkaian perundingan di Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Desember 1949.

KMB memang menghasilkan pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesia, tetapi gagal mencapai kesepakatan mengenai status Irian.

Upaya untuk mengembalikan Irian terus dilakukan sejak 1950 hingga 1962 melalui jalur-jalur diplomatik ataupun militer.

Baca juga: Kisah di Balik Pahlawan Masa Kini...

Baru sesudah perundingan yang menghasilkan kesepakatan New York 15 Agustus 1962, Belanda setuju menyerahkan Irian kepada pemerintahan sementara PBB (UNTEA) tanggal 1 Oktober 1962, untuk kemudian dikembalikan ke dalam negara kesatuan RI tanggal 1 Mei 1963.

Silas Papare sempat menikmati hasil perjuangannya, menyaksikan kembalinya Irian Barat ke dalam negara kesatuan RI. Tokoh pejuang asal Serui itu meninggal dunia tanggal 7 Maret 1978.

Ia memperoleh gelar pahlawan nasional pada 14 September 1993. Nama Silas Papare pun diabadikan sebagai nama Landasan Udara (Lanud) TNI AU di Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Aktivitas Kegempaan di Gunung Gamalama Meningkat, Warga Diimbau Waspada

Aktivitas Kegempaan di Gunung Gamalama Meningkat, Warga Diimbau Waspada

Tren
10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

Tren
WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

Tren
Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Tren
Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Tren
Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Tren
Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com