Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Menang Pilkada 2020, Ini Tantangan untuk Gibran dan Bobby

Kompas.com - 14/12/2020, 17:03 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perolehan suara anak dan menantu Presiden Joko Widodo yang maju dalam Pilkada 2020, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, hingga Senin (14/12/2020), masih unggul dibandingkan pesaingnya.

Gibran, yang berpasangan dengan Teguh Prakoso, maju dalam Pemilihan Wali Kota Surakarta.

Sementara, Bobby Nasution bersama pasangannya, Aulia Rachman, bertarung dalam Pemilihan Wali Kota Medan.

Sejak hari pemungutan suara, hasil hitung cepat sejumlah lembaga menunjukkan Gibran-Teguh unggul dari lawannya, Bagyo Wahono-Suparjo Fransiskus.

Demikian pula Bobby-Aulia yang mengungguli pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi.

Berdasarkan real count Komisi Pemilihan Umum, Senin siang, Gibran-Teguh sementara ini unggul dengan 86,4 persen, data masuk sekitar 91 persen. Data lengkapnya bisa diakses di sini.

Adapun, Bobby Nasution-Aulia Rachman, sementara ini mendapatkan sekitar 56 persen suara, dan pesaingnya, Akhyar-Salman mendapatkan sekitar 46 persen, dengan data masuk 97 persen. Data selengkapnya bisa dilihat di sini.

Data sementara perolehan suara Pilkada Kota Surakarta dan Pilkada Kota Medan, Senin (14/12/2020) siang.kpu.go.id Data sementara perolehan suara Pilkada Kota Surakarta dan Pilkada Kota Medan, Senin (14/12/2020) siang.

Meski data belum 100 persen, melihat pergerakan suara, baik prediksi hitung cepat maupun real count KPU, baik Gibran maupun Bobby berpeluang besar menang dalam kontestasi pilkada tahun ini.

Baca juga: PDI-P: Gibran Pilihan Rakyat, Suara Tak Mungkin Tinggi jika Jelek

Apa tantangan bagi keduanya?

Dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Diponegoro (Undip) Wijayanto mengatakan, kemenangan keduanya tidak begitu mengejutkan.

Untuk Gibran, semua partai telah merapat ke koalisi, kecuali PKS. Lawannya pun dinilai Wijayanto tak dikenal dan muncul secara tiba-tiba.

"Karena di sana memang kalau kita ikuti sejak awal prosesnya, penantang Gibran tiba-tiba muncul dan tak punya basis massa. Kita tidak tahu siapa dia, jadi memang ada rumor ini untuk pantes-pantesan, daripada calon tunggal," kata Wijayanto kepada Kompas.com, Kamis (10/12/2020).

Sementara itu, kemenangan Bobby di Medan, menurut dia, salah satunya diuntungkan dari statusnya sebagai menantu Jokowi. 

"Jadi Gibran dan Bobby sama-sama diuntungkan. Ini sejarah, ada Presiden Indonesia yang memiliki anak dan menantu wali kota,"  kata Wijayanto.

Baca juga: PDI-P: Kemenangan Bobby di Medan Tunjukkan Harapan pada Pemimpin Muda

Pembuktian kinerja

Calon wali kota Medan nomor urut dua Bobby Nasution (tengah) berdialog bersama pedagang saat melakukan blusukan ke Pasar Pringgan, Medan, Sumatera Utara, Senin (28/9/2020). Blusukan Bobby Nasution ke pasar tersebut untuk mendengar keluhan dan aspirasi pedagang sekaligus mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi para pedagang.ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI Calon wali kota Medan nomor urut dua Bobby Nasution (tengah) berdialog bersama pedagang saat melakukan blusukan ke Pasar Pringgan, Medan, Sumatera Utara, Senin (28/9/2020). Blusukan Bobby Nasution ke pasar tersebut untuk mendengar keluhan dan aspirasi pedagang sekaligus mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi para pedagang.
Secara teori, jika menggunakan teori kepemimpinan Max Weber, ia menilai, tampilnya Bobby dan Gibran termasuk kategori tradisional, yaitu kepemimpinan yang diwariskan karena hubungan darah.

Sebab, keduanya belum memiliki pengalaman dan kapabilitas yang dibuktikan dengan kinerja pada posisi sama atau sejenisnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com