Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Anjing Terlatih Bisa Mendeteksi Virus Corona

Kompas.com - 05/12/2020, 15:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI masa pagebluk Corona, bandara internasional Dubai sebagai satu di antara bandara tersibuk di dunia menugaskan para anjing terlatih sebagai pendeteksi virus Corona untuk menyambut para penumpang pesawat terbang dari segenap pelosok planet bumi yang datang berkunjung ke Uni Emirat Arab.

Anjing terlatih mendeteksi virus Corona juga telah ditugaskan di bandara internasional Helsinksi dan Beirut.

Anjing

Daya cium anjing yang memang luar biasa sudah terbukti berhasil didayagunakan untuk mendeteksi narkoba bahkan bahan peledak maka jelas juga potensial untuk dilatih untuk mendeteksi virus Corona.

Secara empiris sudah terbukti pula bahwa pendayagunaan anjing terlatih juga potensial bukan hanya melengkapi namun juga mengurangi beban biaya mahal metode dan peralatan test virus Corona seperti RNA-amplification technique PCR.

Pada 3 November 2020, berbagai kelompok riset telah menyelenggarakan workshop online bersama International K9 Team untuk membahas penugasan para anjing terlatih untuk mendeteksi virus Corona.

DR Holger Volk sebagai veterinarian neurologis dari University of Veterinary Medicine Hannover, Jerman menyatakan bahwa “No one is saying they can replace a PCR machine, but they could be very promising”.

Memang anjing jauh lebih unggul ketimbang manusia dalam hal daya cium sebab sementara manusia memiliki sekitar 5 juta namun anjing memiliki lebih dari 300 juta reseptor cium.

Berdasar hasil riset etologis, naluri tajam anjing terlatih mampu mendeteksi pola tertentu volatile organic compounds manusia yang sedang menderita penyakit termasuk terpapar virus Corona.

Indonesia

Adalah Prof DR drh Chairul Anwar Nidom sebagai Ketua Tim Riset Korona dan Formulasi Vaksin PNF serta Guru Besar Bio Kimia dan Biomolekular yang telah menyelenggarakan webinar tentang potensi peran anjing terlatih dalam perang melawan virus Corona.

Sebagai seorang dokter hewan merangkap Guru Besar Biomolekular serta Ketua Tim Riset virus Corona, dapat diyakini, Prof Nidom adalah tokoh ilmuwan Indonesia yang paling berkompeten untuk berbicara tentang anjing terlatih sebagai pendeteksi virus Corona.

Seyogianya apa yang diungkapkan Prof Nidom dapat diperhatikan oleh Kementerian Kesehatan bersama Kepolisian Republik Indonesia serta Tentara Nasional Indonesia untuk meninjau kemungkinan menugaskan para anjing terlatih mendeteksi virus Corona di bandara, hotel, mall, gelanggang olahraga dan lokasi-lokasi di mana masyarakat lazim berkerumun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Tren
Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Tren
Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Tren
TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

Tren
5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

Tren
Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Tren
5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com