Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Final Vaksin Covid-19 Pfizer Tunjukkan Efektivitas 95 Persen

Kompas.com - 19/11/2020, 11:22 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengembang vaksin Covid-19, Pfizer, pada Rabu (18/11/2020) mengumumkan hasil pengujian vaksin final yang memiliki efektifitas mencapai 95 persen.

Vaksin itu juga diyakini aman dan dapat melindungi orang tua yang paling berisiko meninggal.

Melansir AP News, Rabu (18/11/2020), pengumuman dari Pfizer dan mitranya di Jerman, BioNTech, hanya seminggu setelah mereka mengungkapkan hasil awal yang menjanjikan.

Dengan hasil ini, penasihat Food and Drug Administration (FDA) bersiaga untuk memperdebatkan data di depan umum pada awal Desember 2020.

Perusahaan juga telah memulai pengiriman bergulir untuk vaksin dengan regulator di Eropa, Inggris, dan Kanada.

Pfizer dan BioNTech awalnya memperkirakan vaksin itu lebih dari 90 persen efektif setelah menghitung sekelompok infeksi paling awal yang terjadi dalam pengujian tahap akhir.

"Ini adalah perlindungan yang luar biasa kuat," CEO dan salah satu pendiri BioNTech Dr. Ugur Sahin.

Baca juga: Para Ahli Ragukan Vaksin Pertama Covid-19 Membawa Herd Immunity

Meski demikian, ia tetap memperingatkan bahwa pandemi masih berlangsung dan kini dunia tengah menunggu musim dingin yang keras.

"Dosis vaksin yang tersedia terlalu kecil untuk memastikan bahwa kami dapat membuat perbedaan yang signifikan bagi masyarakat," jelas dia.

"Tetapi tahun depan jika kandidat vaksin dari beberapa perusahaan juga berhasil, kami mungkin bisa mengendalikan situasi pandemi ini pada akhir musim panas 2021," lanjut Ugur.

Perusahaan belum merilis data rinci tentang studi mereka, sementara hasilnya belum dianalisis oleh para ahli independen.

Pencapaian ini membuat semua mata tertuju pada kemajuan vaksin potensial karena lonjakan kasus di berbagai negara semakin parah.

Pfizer dan BioNTech menyebutkan, vaksin itu lebih dari 94 persen efektif pada orang dewasa di atas usia 65 tahun.

Menurut Sahin, ada banyak sukarelawan berusia lebih tua yang terdaftar dalam penelitian ini dan di antara penerima plasebo yang terinfeksi.

Oleh karena itu, ia meyakini bahwa vaksin ini akan bekerja ada populasi berisiko tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com