Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan soal Efektivitas Vaksin Covid-19 yang Diklaim Melebihi 90 Persen

Kompas.com - 15/11/2020, 07:10 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar baik datang pada pekan ini ketika pengembang vaksin Covid-19 Pfizer Inc dan BioNTech SE mengumumkan data awal yang menunjukkan keefektifan vaksin mereka mencapai lebih dari 90 persen.

Sehari kemudian, Rusia mengumumkan efektivitas kandidat vaksin Sputnik V mencapai 92 persen, berdasarkan data yang lebih kecil.

Dalam kasus Pfizer, mereka menunggu hingga 94 sukarelawan dalam uji klinis tahap akhir terhadap lebih dari 43.500 orang.

Dari jumlah itu, separuh di antaranya mendapatkan vaksin, sedangkan sisanya mendapat plasebo.

Untuk kemanjuran 90 persen lebih, tidak lebih dari delapan orang di antara mereka yang dites positif telah menerima vaksin dan sisanya menerima plasebo.

"Secara kasar, itu mungkin sekitar 8 hingga 86 kasus pada kelompok yang diobati dan kelompok plasebo," kata seorang profesor di Cambridge dan pakar statistika David Spiegelhalter, dilansir dari Reuters, Sabtu (14/11/2020).

"Anda tidak perlu banyak analisis statistik yang rumit untuk menunjukkan bahwa ini sangat mengesankan," lanjut dia.

Baca juga: Hacker Rusia dan Korea Utara Terdeteksi Incar Data Vaksin Covid-19

Di Rusia, Sputnik-V mencapai angka kemanjuran 92 persen awal berdasarkan 20 penyakit pada 16.000 sukarelawan saat uji coba tahap akhir berlangsung.

Targetnya, mereka bertujuan menjangkau 40.000 sukarelawan.

Dari 16.000 sukarelawan yang diuji coba, sekitar seperempat di antaranya mendapat plasebo.

"Ini menunjukkan bahwa ada beberapa efek, tetapi tidak cukup untuk memperkirakan besarnya," kata Spiegelhalter.

Berapa banyak yang harus sakit?

Menurut beberapa ahli, idealnya 150 hingga 160 orang dalam percobaan yang melibatkan pukuhan ribu peserta, harus sakit sebelum membuat penilaian yang dapat diandalkan tentang kemajuan vaksin.

"Tidak ada standar peraturan yang membutuhkan X jumlah kejadian untuk membuat keputusan yang dapat diandalkan," kata Organisasi Uji Coba Klinik Swiss yang didanai pemerintah.

Selain itu, besarnya infeksi harus dilihat kaitannya dengan penyakit dan profil risikonya. Hal ini lebih pada evaluasi kasus per kasus.

Biasanya, regulator berusaha untuk memiliki setidaknya 95 persen kepastian.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com