Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kandidat Vaksin Covid-19 Asal Australia Diklaim Picu Respons Antibodi

Kompas.com - 13/11/2020, 11:05 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengujian awal vaksin virus corona yang dikembangkan Universitas di Australia dan CSL Ltd diklaim menunjukkan keamanan dan menghasilkan respons antibodi.

Dilansir Reuters, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengungkapkan hasil tersebut pada Jumat (13/11/2020).

Seperti diketahui, perusahaan farmasi berlomba mengembangkan pengobatan yang efektif untuk penyakit Covid-19.

Kasus virus corona hingga saat ini masih mengalami penambahan di berbagai negara. Tercatat, virus tersebut telah menewaskan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia.

Tak hanya itu, wabah virus corona juga telah mengguncang perekonomian global.

Baca juga: WHO Peringatkan Vaksin Covid-19 yang Aman dan Efektif Masih Butuh Waktu

Dikabarkan CNA, Jumat (13/11/2020), saat ini kandidat vaksin yang dikembangkan University of Queensland, Australia, dan CSL akan memulai tahap pengujian terakhir.

"Vaksin ini terbukti aman melalui uji klinis fase 1 dan terbukti menghasilkan respons antibodi yang positif," kata Hunt.

"Itu (vaksin) melakukan tugasnya. Terutama terjadi pada orang tua dan ini sangat penting, mengingat kerentanan global terhadap orang tua dari Covid-19 di seluruh dunia," lanjutnya.

Jika lolos uji coba, vaksin buatan Australia siap didistribusikan pada kuartal ketiga tahun depan.

Pemerintah Australia telah menyetujui pembelian 51 juta dosis dari kandidat vaksin yang dikembangkan Universitas Queensland tersebut.

Baca juga: Vaksin Corona Pfizer Diklaim 90 Persen Efektif, Tapi Pakar Nilai Ada Tantangan Distribusinya

Di sisi lain, Australia juga akan membeli vaksin AstraZeneca jika lolos uji tahap akhir.

Diketahui, kandidat vaksin dari AstraZeneca dan Pfizer Inc kini diharapkan segera mengumumkan hasil dari pengujian tahap terakhir yang dilakukan.

Untuk vaksin dari Pfizer, telah diklaim lebih dari 90 persen efektif berdasarkan hasil uji coba awal.

Vaksin non-protein

Dikabarkan Kompas.com, 25 Oktober 2020, perusahaan bioteknologi asal Australia, CSL, mengembangkan vaksin corona berbasis non-protein.

Perusahaan setidaknya membutuhkan waktu satu tahun agar dapat membuat vaksin non-protein yang terbukti aman dan efektif.

"Saya berharap kami dapat melakukannya (mengembangkan vaksin) dalam jangka waktu sembilan hingga 12 bulan," ujar Menteri Industri Australia, Karen Andrews seperti dikutip dari The Guardian, 25 Oktober 2020.

Secara tradisional, vaksin dikembangkan dengan memasukkan protein ke dalam tubuh untuk memicu sistem imun agar memberikan respons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com