Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Hidup Saya Paling Bahagia di Indonesia

Kompas.com - 09/11/2020, 10:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

APA yang disebut sebagai kebahagiaan merupakan perasaan tergolong subyektif maka mustahil obyektif kecuali dipaksakan untuk menjadi obyektif.

Demi bisa dimanfaatkan sebagai komoditas, memang industri statistik gemar mengobyektifkan segala sesuatu.

Maka apa yang disebut kebahagiaan juga di-statistik-an termasuk menentukan negara mana yang masyarakatnya yang paling merasa bahagia dengan kaidah yang ditentukan oleh para ahli ilmu statistika.

Selandia Baru

Di antara sekian banyak produsen statistika kebahagiaan ada yang menyatakan bahwa Selandia Baru menduduki peringkat pertama di antara seluruh negara di planet bumi ini.

Sebagai insan yang pernah beberapa kali berkunjung ke Selandia Baru untuk bertamasya mau pun mempergelar konser saya setuju dengan penobatan Selandia Baru sebagai juara pertama negara dengan masyarakat paling bahagia di planet bumi ini.

Apalagi setelah menyimak fakta kaum pribumi Selandia Baru hidup damai bersama dengan kaum non-pribumi akibat yang pribumi menghormati yang non-pribumi sementara yang non-pribumi sebagai pendatang tahu-diri bahwa mereka adalah pendatang maka tidak layak ngelunjak.

Juga setelah menyaksikan bagaimana pemerintah Selandia Baru bukan main perintah namun mengabdikan diri kepada rakyat yang telah memilih mereka untuk berkuasa.

Pengabdian para abdi rakyat Selandia Baru tampak jelas pada diri Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dalam menghormati para korban terorisme SARA mau pun dalam bijak memimpin negaranya menghadapi angkara murka Covid-19.

Maka tanpa terpengaruh statistika apa pun, saya yakin bahwa masyarakat Selandia Baru merasa bahagia hidup di Selandia Baru.

Indonesia

Namun mohon dimaafkan bahwa saya pribadi tetap merasa bahwa negara di mana saya merasa paling bahagia adalah Indonesia.

Terbukti ketika menghadapi kasus penistaan agama umat Islam Indonesia tidak melakukan perilaku angkara murka kekerasan sampai memenggal kepala seperti yang telah terbukti dilakukan oleh umat Islam Perancis.

Umat Islam Indonesia memilih jalur peradaban bukan kebiadaban dengan menempuh jalur hukum dan jalur politik beradab yaitu turun ke jalan demi melakukan demonstrasi damai tanpa kekerasan.

Suasana keadilan akan makin terasa adil apabila Insya Allah hukuman yang dijatuhkan bagi para penista agama bukan hukuman penjara namun hukuman kerja untuk kemanusiaan selaras dengan Kemanusiaan Adil dan Beradab.

Indonesia Pusaka

Saya sudah mengunjungi sekitar delapan-puluhan negara di marcapada ini. Namun mohon diizinkan bahwa saya tetap merasa paling bahagia hidup di Tanah Kelahiran yang merupakan Tanah Air Udara saya sendiri yaitu Indonesia.

Silakan bilang bahwa tingkat kemakmuran Singapura lebih tinggi, keadilan sosial Jerman lebih adil, jaminan sosial di Australia lebih terjamin, demokrasi di Amerika Serikat lebih demokratis, Belanda lebih makmur, seniman lebih dihargai di Rusia, teknologi lebih maju di China serta China adalah Tanah Leluhur saya atau kelebihan-kelebihan apa pun pada negara mana pun terhadap Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Tren
Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com