Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial soal paten tes virus corona diajukan pada 2015 oleh seseorang bernama Richard A. Rothschild.
Narasi itu keliru.
Paten yang diajukan Rothschild awalnya adalah paten atas metode untuk memperoleh dan mentransmisikan data biometrik pengguna yang diajukan pada 2015. Paten ini tidak ada kaitannya dengan virus corona.
Lantas, pada Mei 2020 diajukan permohonan tambahan karena metode sebelumnya dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi virus, seperti Covid-19.
Penemu paten tidak ada hubungannya dengan keluarga Rothschild yang mengendalikan perusahaan Rothschild & Co.
Narasi bahwa ada pengajuan paten tes virus corona pada 2015 yang diajukan Rothschild diedarkan, salah satunya, oleh akun Facebook Echa Irma Suwae.
Pada 22 Oktober 2020 dia menulis status sebagai berikut:
"Mengapa ada paten tes Covid-19 pada 2015 dan 2017 yang didanai oleh Rothschild (bagian dari keluarga Elite), padahal baru ditemukan awal tahun ini? Mungkinkah ini menjadi bagian dari Agenda? Bangun dan lihatlah selama ini kita sedang dimainkan ... ??????"
Akun Facebook Mike Waldron pada 23 Oktober 2020 juga mengunggah tangkapan layar aplikasi paten Amerika Serikat untuk sistem dan metode pengujian Covid-19 yang diajukan pemohon bernama Richard A. Rothschild.
Permohonan tersebut bertanggal 17 Mei 2020. Dalam statusnya, dia menyatakan Rothschild memiliki paten pengujian Covid-19 sejak 2015.
Dalam situs web pencarian paten Espacenet tercantum data sistem dan metode untuk pengujian Covid-19 dengan penemu atas nama Richard Rothschild tertanggal 17 Mei 2020.
Tampilan data ini sesuai dengan tangkapan layar yang diunggah akun Facebook di atas.
Penemuan Rothschild berkaitan dengan metode untuk memperoleh dan mentransmisikan data biometrik pengguna.
Pengajuan paten didefinisikan sebagai kelanjutan sebagian (continuation in part/CIP) untuk paten Amerika Serikat.