KOMPAS.com - Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Arfi Hatim memastikan, rombongan pertama jemaah umrah Indonesia sudah bisa bertolak ke Jeddah, Arab Saudi.
Ini merupakan rombongan pertama setelah penyelenggaraan umrah dihentikan sementara karena situasi pandemi virus corona di seluruh dunia sejak Februari 2020.
Akan tetapi, kata Arfi, Kemenag belum memberikan keterangan resmi dan masih memproses regulasinya.
"Iya, confirm. Jemaah dari Indonesia sudah bisa umrah mulai 1 November besok," kata Arfi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (31/10/2020).
Arfi menyebutkan, sistem umrah ini bersifat Business to Business (B2B) antara penyelenggara umrah swasta di Arab Saudi dengan penyelenggara umrah di Indonesia yang bekerja sama untuk proses penerbitan visa.
Keberangkatan ini tidak melalui pemerintah, tetapi melalui agen perjalanan yang memberangkatkan jemaah.
"Tapi yang jelas confirm bisa berangkat besok," ujar Arfi.
Baca juga: Sebanyak 26.000 Jemaah Umrah yang Tertunda Berangkat Penuhi Syarat Usia
Mengenai syarat jemaah yang bisa ke Tanah Suci pada masa pandemi ini, Arfi mengungkapkan, Pemerintah Indonesia mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh Arab Saudi.
Syarat itu di antaranya berusia 18-50 tahun. Sebelum berangkat, jemaah harus memiliki bukti PCR/Swab.
Sesampainya di Jeddah, jemaah harus menjalani isolasi selama tiga hari.
Pelaksanaan umrah dapat mendaftar melalui aplikasi pendaftaran umrah online bernama I'tamarna.
"Pelaksanaan umrahnya melalui aplikasi I'tamarna, lalu satu kamar itu maksimal 2 orang. Kemudian, konsumsinya tidak prasmanan, diganti pakai nasi box," ujar Arfi.
Perjalanan dari Jakarta menuju Jeddah, kata Arfi, hanya dengan maskapai Arab Saudi, Saudia Airlines.
Keberangkatan dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta.
"Berangkatnya dari Bandara Soekarno-Hatta. Untuk jumlah penerbangannya saya belum tahu akan ada berapa dalam sehari," kata Arfi.
Baca juga: Arab Saudi Terbitkan 650.000 Izin Umrah di Tengah Pandemi Corona