KOMPAS.com - Pemerintah Jepang meminta kepada perusahaan-perusahaan untuk memperpanjang waktu libur tahun baru bagi para karyawannya.
Hal itu agar mereka bisa memiliki pilihan waktu yang lebih longgar untuk bepergian.
Mengutip Nikei Asia (23/10/2020), Pemerintah Jepang meminta libur tahun baru yang sedianya berlangsung sampai 3 Januari, untuk diperpanjang hingga 11 Januari.
Hal ini berarti, para pekerja di Jepang yang semestinya kembali bekerja pada 4 Januari bisa masuk pada 12 Januari.
Permintaan Pemerintah Jepang tersebut diumumkan oleh salah satu anggota kabinet Yasutoshi Nishimura yang mewakili pemerintah dalam penanganan Pandemi Covid-19 di Jepang.
Baca juga: Mengenal Motif Batik Megamendung yang Ada di Masker PM Jepang
Permintaan Pemerintah Jepang untuk memperpanjang waktu libur tahun baru bagi para pekerja bukannya tanpa alasan.
Sebab apabila tidak diperpanjang, dikhawatirkan masyarakat akan berbondong-bondong melakukan perjalanan liburan atau pulang kampung di waktu yang bersamaan.
Sehingga hal itu dapat menyebabkan tempat-tempat umum dan transportasi publik padat dengan manusia.
Jika transportasi publik dan tempat umum padat pengunjung, hal itu dinilai akan mengkhawatirkan.
Terlebih ketika nantinya mereka menemui kerabat atau orangtuanya yang sudah berusia lanjut atau memiliki kondisi sakit tertentu.
Di tempat yang terbatas dengan kondisi kerumunan yang sedemikian itu, tentu sulit bagi orang-orang untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak.
Baca juga: Jepang Akan Sediakan Vaksin Covid-19 Secara Gratis bagi Warganya
Upaya ini akan ditempuh pemerintah demi menurunkan kurva kasus pandemi di Jepang yang kembali meningkat setelah sempat melandai.
Para ahli pun sudah memperingatkan hal ini pada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Tenaga Kerja dan Kesejahteraan.
Liburan Tahun Baru adalah salah satu musim tersibuk untuk perjalanan di Jepang.
Hal itu karena kereta api, pesawat terbang, dan jalan raya dipenuhi dengan orang-orang yang kembali ke kampung halaman mereka untuk melihat keluarga dan teman atau mengambil kesempatan untuk pergi berlibur.
Sementara itu berdasarkan data Worldometer, Jumat (23/10/2020) Saat ini Jepang mencatat ada 94.524 kasus infeksi, 1.685 kasus kematian, dan 87,666 kasus sembuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.