KOMPAS.com - Hujan meteor orionids dapat disaksikan mulai malam ini, Selasa (20/10/2020).
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjelaskan meteor ini telah aktif sejak 2-7 Oktober 2020.
"Hujan meteor orinoid dapat disaksikan baik di belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan dengan intensitas antara 13-14 meteor per jam mulai tanggal 20 Oktober pukul 23.00 WIB hingga 21 Oktober pukul 05.00 WIB," tulis Pusat Sains Antariksa Lapan dalam keterangan resminya, 13 Oktober 2020.
Penamaan meteor tersebut didasarkan pada titik radian (titik asal munculnya hujan meteor), yang terletak di konstelasi orion.
Hujan meteor orionids berasal dari sisa debu komet halley yang mengorbit matahari setiap 76 tahun sekali.
Komet halley terakhir kali terlihat pada tahun 1986 dan akan kembali pada tahun 2061.
Baca juga: Hujan Meteor Draconid, Pernah Jadi Hujan Meteor Spektakuler
View this post on Instagram
Hujan meteor orionids bukanlah hujan meteor paling spektakuler di tahun ini. Akan tetapi, fenomena tersebut memiliki keunikan tersendiri.
Melansir CNN, Selasa (20/10/2020), hujan meteor orionids dapat meninggalkan jejak yang indah setelah melintas.
Jejak tersebut dapat bertahan selama beberapa detik.
Orionids disebut sulit untuk dilihat karena bergerak sangat cepat. Oleh karena itu, Anda harus memandangi langit dengan seksama.
Namun demikian, tidak ada bahaya yang ditimbulkan dari hujan meteor ini.
Dalam satu jam, hujan meteor orionids dapat terdiri dari 10 hingga 20 meteor.
Baca juga: Jangan Lewatkan, Malam Ini Puncak Hujan Meteor Orionids
Untuk menyaksikan hujan meteor orionids, cari tempat terbuka yang jauh dari polusi cahaya dengan pemandangan langit malam yang terbuka.
Atur diri agar rileks dan biarkan mata Anda menyesuaikan dengan keadaan gelap malam, sebelum menyaksikan fenomena hujan meteor.
Anda tidak perlu fokus pada bagian langit tertentu, tetapi jejaknya berasal dari bagian yang sama dengan konstelasi orion dan bintang terang betelgeuse.
Adapun, waktu terbaik mencari orionids kemungkinan adalah di pagi hari sebelum fajar dan ketika bulan tidak mendominasi langit malam.
Baca juga: Hujan Meteor Draconid, Pernah Jadi Hujan Meteor Spektakuler
Sebab, meteor-meteor orionids tersebut lebih redup dibandingkan dengan hujan meteor perseid yang terjadi pada Agustus 2020.
Namun demikian, fenomena ini juga disebut memiliki waktu puncak yang panjang.
Sehingga, Anda tetap memiliki kemungkinan tinggi untuk dapat menyaksikannya dengan kondisi lokasi pengamatan yang memadai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.