Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Lockdown or Not Lockdown

Kompas.com - 13/09/2020, 10:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


SEMENTARA Hamlet dihantui dilema “To be or not to be” maka bangsa Indonesia sedang dihantui dilema “Lockdown or not lockdown”.

Waswas

Sebagai seorang insan yang sudah berusia di atas 70 tahun saya senantiasa waswas setiap saat terpapar Corona yang terbukti ganas menghisap nyawa manusia.

Sebagai insan awam yang tidak tahu apa pun soal pandemi apalagi penanggulangannya, saya tidak berani melibatkan diri ke dalam polemik pro dan kontra PSBB.

Namun saya terkesan kepada wejangan mantan dua kali wapres pada dua presiden yang kini menjadi Ketua Umum PMI, Bapak Jusuf Kalla yang berpengalaman menghadapi dampak prahara tsunami Aceh dan gempa Poso.

Ia mengingatkan kita semua bahwa dalam menghadapi musibah kebakaran sebaiknya yang dipadamkan adalah apinya. Bukan asapnya.

Wejangan Pak JK memiliki makna lebih nyata yaitu bahwa “api” masalah pagebluk Corona adalah kesehatan sementara ekonomi adalah “asap”.

Dengan logika dangkal seperti yang saya miliki juga dapat dipahami bahwa manusia yang tidak sehat tentu tidak bisa melakukan kegiatan secara baik termasuk kegiatan ekonomi. Orang sakit tidak bisa berperan sebagai penggerak mekanisme mesin ekonomi.

Nafkah

Ketika saya menanyakan kepada Pak JK pada acara gelar bincang Jaya Suprana Show 10 September 2020 tentang bagaimana nasib teman-teman yang tidak-bisa-tidak terpaksa harus ke luar rumah demi mencari nafkah sehingga banyak yang bilang bahwa lebih baik mati karena Corona ketimbang karena kelaparan, maka Pak JK yang kebetulan juga pengusaha sukses itu bijak menyatakan bahwa nasib rakyat kecil merupakan tanggung jawab pemerintah.

Saya tidak berani membantah pak JK sebab pada kenyataan memang pemerintah Jerman telah melaksanakan kebijakan penyelamatan ekonomi akibat pagebluk Corona dengan memberikan subsidi dana kepada segenap warga dan UMKM Jerman.

Bahkan pemerintah Jerman memberi subsidi sewa rumah kepada para penyewa rumah agar bisa membayar sewa rumah sehingga para warga yang menyewa mau pun menyewakan rumah bisa bertahan hidup pada masa pagebluk Corona.

Pancasila

Memang lain padang lain belalang, maka lain Jerman lain Indonesia. Saya tidak berani mengaku bahwa diri saya Pancasilais, namun saya merasa yakin bahwa pemerintah Indonesia pasti Pancasilais.

Dengan teguh berpedoman pada sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia layak diyakini bahwa pemerintah Indonesia pasti mampu mempersembahkan kebijakan terbaik dalam upaya menanggulangi angkara murka virus Corona yang sedang merajalela ganas merusak kesehatan bahkan mencabut nyawa manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Tol Trans Jawa Selama Lebaran 2024

Daftar Lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Tol Trans Jawa Selama Lebaran 2024

Tren
6 Suplemen untuk Bantu Atasi Peradangan Sendi

6 Suplemen untuk Bantu Atasi Peradangan Sendi

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang 29-30 Maret 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang 29-30 Maret 2024

Tren
[POPULER TREN] Profil dan Sumber Kekayaan Harvey Moeis | Tarif Listrik PLN mulai 1 April 2024

[POPULER TREN] Profil dan Sumber Kekayaan Harvey Moeis | Tarif Listrik PLN mulai 1 April 2024

Tren
Pengakuan Jim Caviezel, Aktor yang Tersambar Petir Saat Perankan Yesus

Pengakuan Jim Caviezel, Aktor yang Tersambar Petir Saat Perankan Yesus

Tren
Isi Tuntutan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud pada Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Isi Tuntutan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud pada Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Tren
Ramai soal Utang Tidur, Bisakah Dilunasi dengan Tidur Lebih Lama?

Ramai soal Utang Tidur, Bisakah Dilunasi dengan Tidur Lebih Lama?

Tren
Berkaca dari Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Bagaimana Cara Menghindarinya?

Berkaca dari Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Bagaimana Cara Menghindarinya?

Tren
45 Ucapan Selamat Hari Jumat Agung Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

45 Ucapan Selamat Hari Jumat Agung Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Tren
Peneliti Ungkap Cara Manusia Purba Bertahan Usai Letusan Gunung Toba

Peneliti Ungkap Cara Manusia Purba Bertahan Usai Letusan Gunung Toba

Tren
Biaya Kuliah ITB 2024/2025 Program Sarjana Per Semester

Biaya Kuliah ITB 2024/2025 Program Sarjana Per Semester

Tren
Peneliti BRIN Jelajahi Palung Jawa, Apa yang Ditemukan?

Peneliti BRIN Jelajahi Palung Jawa, Apa yang Ditemukan?

Tren
Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Lelah

Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Lelah

Tren
Calon Pengantin Wajib Ikut Bimbingan Perkawinan Mulai Akhir Juli 2024

Calon Pengantin Wajib Ikut Bimbingan Perkawinan Mulai Akhir Juli 2024

Tren
Jepang Tarik Produk Suplemen Penurun Kolesterol Usai Sebabkan 2 Orang Meninggal

Jepang Tarik Produk Suplemen Penurun Kolesterol Usai Sebabkan 2 Orang Meninggal

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com