KOMPAS.com - Gempa dahsyat mengguncang kabupaten Yapen-Waropen, Irian Jaya (sekarang kabupaten Kepulauan Yapen, provinsi Papua) pada pada 12 September 1979.
Gempa yang terjadi 41 tahun lalu itu dilaporkan hingga berkekuatan 8,1 magnitudo.
Diketahui, gempa terjadi pada pukul 14.19 WIT dan terjadi kembali gempa susulan pada 13 September 1979 pukul 04.00 WIT.
Sebanyak 14.500 penduduk di Kabupaten Yapen Waropen dan 2.000 warga kota Serui kehilangan tempat tinggal.
Gempa kuat ini mengakibatkan sejumlah kerusakan, seperti lumpuhnya saluran komunikasi dan listrik.
Baca juga: Gempa Papua Berkekuatan M 6,1 Dipicu oleh Sesar Anjak Mamberamo
Sebelum terjadi gempa, masyarakat di Kecamatan Yapen Timur masih berada di kebun, sebagian masih beristirahat di rumah setelah menyelesaikan tugas mencari ikan di luat.
Beberapa penduduk setempat ada yang tengah menyaingi rumput di kebun dan aktivitas lainnya.
Dilansir dari Harian Kompas, (14/9/1979), seorang anggota DPRD Yapen Waropen, D Heipon mengungkapkan bahwa gempa tersebut menimbulkan kerusakan hebat.
Pada guncangan pertama, semua penduduk setempat langsung keluar rumah dan berpegangan pada sesuatu yang stabil agar tidak terguncang akibat kuatnya kekuatan gempa.
Dilaporkan juga, gedung-gedung mulai ambruk, tanah retak, gedung DPRD hancur, bangunan gereja alami kerusakan berat, dan sejumlah rumah penduduk roboh.
Di Kecamatan Yapen Barat, diperkirakan 76 rumah penduduk hancur dan terendam air laut akibat gelombang pasang yang muncul pasca terjadi gempa.
Pemda di Jayapura saat itu sama sekali belum mengetahui bencana tersebut pada Kamis (13/9/1979).
Sebab, mereka tengah menyiapkan peresmian kota administratif Jayapura dan gempa terasa hanya guncangan kecil saja.
Informasi terjadinya gempa baru diketahui setelah operator Garuda di Sentani menangkap kabar tersebut.
Dilaporkan, ada sebanyak 12 orang tewas akibat gempa. Salah satu korban yang tewas merupakan nelayan di Biak yang hanyut akibat gelombang yang muncul mendadak pada waktu singkat.