KOMPAS.com - Kebakaran hutan yang terjadi di California, Amerika Serikat pada Senin (7/9/2020) dilaporkan terus meluas.
Kebakaran yang berlokasi di Hutan Nasional Plumas bagian timur laut San Francisco diketahui menyebar sejauh 40 kilometer dalam sehari.
Some called it a nuclear winter. Cars kept their headlights on. This is what skies looked like this morning in Northern California, where wildfires are spreading at an astonishing rate. https://t.co/gSYmk1364w pic.twitter.com/JSQqF7VoVh
— The New York Times (@nytimes) September 9, 2020
Akibat kebakaran ini suhu di sejumlah tempat mengalami peningkatan dan wilayah setempat mengalami asap udara pekat dengan abu dan bara api.
Tak hanya itu, langit di dekat lokasi kebakaran juga memerah. Bahkan, sejumlah transportasi sampai menyalakan lampu karena pandangannya yang terbatas.
Baca juga: AS Merah Membara, Kebakaran Hutan California Menjalar Lebih Cepat dari Biasanya
Mengenai langit yang berwarna merah di California, astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengungkapkan, kondisi itu serupa dengan peristiwa di Kabupaten Muaro Jambi pada 2019.
"Panorama tersebut disebabkan oleh dahsyatnya kebakaran hutan dan lahan setempat yang turut berkontribusi dalam bencana kabut asap kawasan lewat partikulat-partikulat mikronya yang juga membumbung ke udara dalam jumlah massif," ujar Marufin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/9/2020).
Menurut Marufin, langit California memerah bukan karena tingginya suhu udara, juga bukan karena tingginya suhu api kebakaran hutan dan lahan di dekatnya.
Namun, akibat bekerjanya peristiwa fisika yang mewujud dalam salah satu di antara dua kejadian, yakni Hamburan Rayleigh dan Hamburan Lorenz-Mie.
"Peristiwa hamburan cahaya merupakan hamburan elastis pada berkas cahaya yang disebabkan oleh konsentrasi partikulat-partikulat mikro (berukuran sama atau lebih besar dari panjang gelombang cahaya) atau partikulat-partikulat submikro (berukuran lebih kecil dari panjang gelombang cahaya) di udara," ujar Marufin.
Adapun dua jenis hamburan tersebut hanya melewatkan spektrum cahaya tertentu saja dan inilah yang akan kita lihat.
Ia mengungkapkan, cahaya tampak memiliki panjang gelombang 0,4 hingga 0,7 mikrometer dan terdiri atas 7 warna cahaya yang bergabung menjadi satu sebagai cahaya putih.
Baca juga: Langit Merah di Jambi Dikenal dengan Hamburan Rayleigh, Ini Penjelasannya
Kemudian, saat berkas cahaya ini (termasuk cahaya Matahari) melintasi ruang yang berisi partikulat-partikulat mikron dengan ukuran lebih besar dari 1 mikrometer, terjadilah proses hamburan Lorenz-Mie.
Sebaliknya jika ukuran partikulatnya lebih kecil dari 1 mikrometer maka terjadilah hamburan Rayleigh.
"Proses hamburan tersebut membuat sebagian warna cahaya terhambur kemana-mana dan tak meneruskan perjalanan ke tujuan awal," ujar Marufin.