KOMPAS.com - Selama masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat selalu diimbau untuk menaati protokol kesehatan demi terhindar dari infeksi virus corona yang penyebarannya melalui tetesan cairan tubuh.
Salah satu protokol yang sering disebutkan adalah menjaga jarak fisik antar satu sama lain setidaknya sejauh 2 meter. Tentu, tujuannya untuk menghindari terkena droplet seseorang yang kemungkinan terinfeksi virus.
Namun, ternyata jarak 2 meter yang menjadi minimal jaga jarak fisik disebut berasal dari riset yang sudah lampau atau dianggap kedaluwarsa.
Mereka menulis bahwa beberapa penelitian yang digunakan untuk membenarkan jarak 2 meter pertama kali diterbitkan pada tahun 1897.
Sementara penelitian dari tahun 1940-an dalam asumsi dasar ilmiah tentang aturan satu hingga dua meter untuk mencegah penyebaran virus corona, meskipun "ada keterbatasan dalam akurasi.
Baca juga: INFOGRAFIK: Pencegahan Penularan Virus Corona
Argumen ini disampaikan oleh para peneliti dalam jurnal BMJ sebagaimana melansir The Journal, Rabu (26/8/2020).
Peneliti dari Oxford University, Nicholas Jones menyebut aturan 2 meter itu didasarkan pada dikotomi yang terlalu sederhana.
"Aturan saat ini tentang jarak fisik yang aman didasarkan pada sains yang sudah ketinggalan zaman," tulis Nicholas Jones, dari Departemen Perawatan Primer Nuffield Universitas Oxford, dikutip dari The Independent (26/8/2020).
Riset lama hanya menggambarkan perpindahan virus melalui tetesan berukuran besar dan kecil di udara tanpa memperhitungkan jangkauan udara yang dihembuskan.
Padahal, pada kenyataannya proses penularan itu berjalan dengan lebih kompleks dengan melibatkan tetesan cairan dan udara yang dihembuskan yang membawa cairan itu ke titik yang lebih jauh.
Bukti menunjukkan tetesan cairan yang berukuran lebih kecil SARS-CoV-2 dapat melakukan perjalanan lebih dari dua meter melalui aktivitas seperti batuk dan berteriak.
Sebaliknya, kelompok tersebut menyarankan agar pemerintah mendasarkan pedomannya pada beberapa faktor yang memengaruhi risiko.
Termasuk jenis aktivitas, pengaturan dalam ruangan versus luar ruangan, tingkat ventilasi dan apakah penutup wajah dikenakan.
Lebih lanjut, tetesan cairan ini bisa menyebar dan melayang di udara hingga 7-8 meter dari pusatnya, atau dari orang yang terinfeksi.
Baca juga: INFOGRAFIK: Macam-macam Penularan Virus Corona
Penyebaran itu juga bisa terjadi dalam situasi berisiko tertinggi, seperti ada dalam sebuah bar atau klub malam yang ramai, menjaga jarak fisik lebih dari dua meter dan meminimalkan waktu kunjungan harus dipertimbangkan.