Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Warga di Banten Tersambar Petir, Mengapa Hal Itu Bisa Terjadi?

Kompas.com - 19/08/2020, 11:35 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 23 warga Kabupaten Lebak, Banten baru-baru ini tersambar petir saat berteduh setelah menyaksikan sepak bola di Desa Girimukti, Kecamatan Cilograng.

Akibat sambaran petir tersebut tiga orang dikabarkan meninggal dunia. Mereka adalah Irpan (16) warga Desa Cikatomas, Subadri (50) warga Desa Girimukti, dan Ajid (17) Desa Pasirbungur.

Tokoh masyarakat Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak, Didi Mulyadi menegaskan peristiwa sambaran petir tersebut terjadi ketika warga menonton sepak bola dan berteduh di saung yang lokasinya dekat lapangan.

Saat kejadian, imbuhnya di lokasi lapangan sepak bola tengah diguyur hujan ringan.

Baca juga: Berkaca dari Kasus di Pinrang, Benarkah Bermain Ponsel Saat Hujan Bisa Tersambar Petir?

Warga yang terluka sempat dilarikan ke Puskesmas Cilograng untuk mendapatkan penanganan medis.

Bagaimana penjelasannya?

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indra Gustari menjelaskan, petir biasa terjadi akibat pelepasan muatan listrik dari awan.

Pada saat pelepasan muatan listrik tersebut, kata dia, yang pertama akan terkena di daerah dekat awan adalah benda yang jaraknya paling dekat dengan awan.

"Misalnya pohon yang tinggi, atau orang yang berada di lapangan terbuka," kata Indra saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/8/2020).

Indra mengungkapkan, sebenarnya tidak hanya manusia yang menjadi sasaran dari petir. Bangunan, tower, pepohonan dan benda atau permukaan yang paling tinggi juga dapat terkena sambaran dari petir.

Baca juga: Viral, Fenomena Awan Tsunami di Kepulauan Selayar, Ini Penjelasannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com