Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Orang Alami Insomnia Selama Pandemi Corona, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 03/08/2020, 19:27 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah studi menunjukkan, pembatasan sosial atau lockdown yang dilakukan dampak dari pandemi corona memicu tingginya peningkatan dalam masalah tidur.

Masalah-masalah tidur tersebut terkait dengan kecemasan atau insomnia.

Perempuan disebut-sebut memiliki kecenderungan yang lebih tinggi mengalami insomnia selama pandemi virus coorona. 

Dari sebuah riset di Inggris menjelaskan, mereka yang menderita kurang tidur karena kekhawatiran virus corona meningkat persentasenya.

Yaitu awalnya satu dari enam orang yang diteliti, menjadi satu dalam empat orang.

Hal itu sebagai akibat langsung dari gangguan besar terhadap kehidupan sosial dan kehidupan masyarakat setelah pembatasan yang dilakukan pada 23 Maret lalu.

Isolasi sosial, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan, sakit, takut terinfeksi virus corona, tekanan kerja, dan kegiatan sekolah di rumah, semuanya berkontribusi pada kenaikan ini.

“Kurang tidur mempengaruhi lebih banyak orang selama empat minggu pertama dari penguncian terkait Covid-19 daripada sebelumnya,” kata Prof Jane Falkingham, peneliti dari Pusat Perubahan Penduduk yang didanai oleh Badan Penelitian Ekonomi dan Sosial di Southampton University.

Falkingham menambahkan, pihaknya mengamati peningkatan orang dalam jumlah besar di Inggris, baik pria maupun wanita, di mana mereka menderita masalah tidur yang disebabkan oleh kecemasan.

"Ini mencerminkan tingkat stres karena kecemasan tentang kesehatan, konsekuensi keuangan, perubahan dalam kehidupan sosial dan rutinitas sehari-hari, yang semuanya dapat memengaruhi tidur," ujarnya.

Baca juga: Stres karena Covid-19 Membuat Sulit Tidur? Perhatikan 6 Tips Ini

Perempuan lebih tinggi

Ia dan rekan-rekannya melihat berapa banyak orang berusia 16 tahun ke atas dari 15.360 sampel populasi yang mengalami kesulitan tidur, baik sebelum pandemi melanda pada Maret dan April.

Keseluruhan kejadian dari kurangnya waktu tidur terkait kekhawatiran, meningkat dari 15,7 persen menjadi 24,7 persen.

Namun, peningkatan 9 persen ini secara nasional menutupi yang jauh lebih besar pada kelompok-kelompok tertentu, terutama pada ibu yang mempunyai anak-anak kecil.

Misalnya, jumlah pria yang mengalami kurang tidur meningkat dari 11,9 persen menjadi 16,5 persen, peningkatan di antara wanita jauh lebih jelas peningkatannya, yaitu dari 18,9 persen menjadi 31,8 persen.

Di antara para ibu yang mempunyai anak-anak berusia 0-4 tahun, jumlah orang yang mengalami kurang tidur, naik dua kali lipat dari 19,5 persen menjadi 40 persen. Sedangkan, pada wanita yang memiliki anak berusia 5-18 tahun, meningkat dari 21,7 persen menjadi 38 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com