KOMPAS.com - Vietnam tengah bersiap menghadapi peningkatan kasus virus corona setelah dilaporkan terjadinya infeksi di ibu kota, Hanoi, Ho Chi Minh City, dan wilayah Central Highlands.
Melansir The Guardian, Rabu (29/7/2020), Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phu memperingatkan bahwa setiap provinsi dan kota memiliki risikonya masing-masing.
Ia menyebut bahwa "gelombang baru" ini terlihat berbeda dengan yang terjadi di awal tahun.
Sebelumnya, Vietnam banyak diapresiasi dan diakui atas responsnya terhadap pandemi corona.
Akhir minggu lalu, kasus lokal pertama baru kembali dilaporkan setelah lebih dari tiga bulan, yaitu pada seorang laki-laki di pusat kota Da Nang.
Pihak berwenang mengatakan bahwa infeksi terbaru melibatkan sebuah strain baru virus yang berasal dari luar negeri dan disebut terlihat lebih berbahaya.
Sejauh ini, 30 kasus telah dideteksi di dalam dan sekitar Da Nang, sedangkan dua kasus lainnya dikonfirmasi di Ho Chi Minh City.
Sementara, Hanoi dan Central Highlands masing-masing melaporkan satu kasus.
Kasus-kasus baru ini menciptakan kekhawatiran bahwa puluhan ribu orang yang berlibur di kota pesisir Da Nang mungkin telah menyebarkan virus selama beberapa minggu terakhir.
"Kami harus bergerak lebih cepat dan agresif untuk mengendalikan wabah ini," kata pemerintah dalam siarannya.
Mereka mengatakan bahwa pusat-pusat wisata di seluruh negara harus meningkatkan kewaspadaan dengan adanya situasi ini.
Baca juga: Laporkan 11 Kasus Corona, Vietnam Evakuasi 80.000 Orang dan Isolasi Kota Da Nang
Pemerintah pun mengevakuasi 80.000 orang dari Da Nang. Kebanyakan merupakan wisatawan. Mereka akan diwajibkan untuk mengisolasi diri di rumah.
Pemerintah juga telah memberlakukan penguncian (lockdown) ketat di kota itu dan penangguhan penerbangan.
Media pemerintah VTV melaporkan bahwa kasus-kasus di Hanoi dan Ho Chi Minh City berhubungan dengan klaster di Da Nang.
Sebelum kasus-kasus baru ini dikonfirmasi, kehidupan di Vietnam memang telah kembali normal.