Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Damar Juniarto
Praktisi Demokrasi Digital

Executive Director SAFEnet, alumni IVLP 2018 Cyber Policy and Freedom of Expression Online, pendiri Forum Demokrasi Digital, dan penerima penghargaan YNW Marketeers Netizen Award 2018.

Melawan Balik Otoritarianisme Digital

Kompas.com - 27/07/2020, 08:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


MESKIPUN Indonesia bukan dipimpin lagi oleh figur yang bertangan besi seperti rezim Orde Baru di bawah Soeharto, namun bayang-bayang kekuatan otoriter itu masih kuat mencengkeram di kepala banyak orang.

Membayangkan kembalinya dwifungsi militer, kontrol informasi yang ketat, penyeragaman di banyak dimensi demi melanggengkan kekuasaan yang korup, kolutif dan nepotis, menjadi momok tersendiri yang ikut bisa dirasakan saat ini, sekalipun Soeharto sudah ditumbangkan lebih dari 20 tahun lalu pada 1998.

Pada tahun pemilihan umum, narasi anti Orde Baru hadir mengingat Prabowo, salah satu calon presiden yang dekat dengan lingkar keluarga Soeharto.

Sementara calon presiden lain yang kini terpilih kedua kali menjadi presiden, Joko Widodo, menarasikan dirinya sebagai orang yang sudah tidak punya beban.

Namun kalangan aktivis mengkritisi siapapun yang memenangkan pemilihan umum, hampir dapat dipastikan, didukung oleh kekuatan oligarki yang masih berkelindan dengan Orde Baru. Ini yang melatari gerakan #sayagolput menjelang pemilihan umum 2019 di Indonesia.

Pemilihan umum 2019 dimenangkan kembali dengan selisih tipis oleh Joko Widodo. Masyarakat yang telah terbelah karena polarisasi dukungan, sempat mengentalkan sentimen negatif dengan melakukan gerakan untuk menolak hasil pemilihan umum dalam bentuk demonstrasi di depan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jakarta.

Demonstrasi ini kemudian menjadi tidak terkendali dan berujung dengan pengendalian keras dari aparat keamanan. Suasana memanas yang bermula dari penolakan hasil pemilu, menjadi letupan-letupan kekerasan antara pendukung Prabowo dengan polisi.

Pelambatan internet

Untuk pertama kalinya di Indonesia, terjadi pelambatan internet (bandwith throttling) pada 23-25 Mei 2019. Alasan yang digunakan oleh pemerintah saat itu, seperti yang disampaikan dalam siaran pers Kemkominfo, adalah mencegah beredarnya hoaks terkait kerusuhan.

Tentu saja peristiwa ini mengejutkan, mengingat bandwith throttling adalah salah satu bentuk opresi teknologi yang dikecam oleh banyak pihak, termasuk oleh PBB karena melanggar hukum internasional terkait hak akses informasi.

Kritik yang disampaikan oleh organisasi masyarakat sipil, termasuk oleh SAFEnet, tidak diperhatikan pemerintah terkait tidak adanya due process of law dan transparansi tindakan.

Bahkan pelambatan internet ini dilakukan kembali pada bulan Agustus 2019, dan dilanjutkan dengan pemadaman Internet (Internet shutdown) sampai bulan September 2019 di Papua dan Papua Barat.

Dalam banyak kesempatan, pemerintah Indonesia sesumbar bahwa apa yang mereka lakukan dipuji oleh banyak negara karena dianggap mampu menyeimbangkan antara kemerdekaan berekspresi dan keamanan nasional.

Omnibus Law dan Revisi UU KPK

Usai pemilihan umum 2019, pemerintah Joko Widodo didukung oleh oligarki dan melakukan konsolidasi dengan lawan politiknya dengan memberi porsi jabatan menteri dan jabatan strategis lainnya.

Pemerintah Indonesia memfokuskan diri pada investasi dan peningkatan Sumber Daya Manusia/SDM, seperti yang disampaikan dalam pidato kepresidenan, dan tidak menyinggung sama sekali tentang perbaikan hak asasi manusia.

Untuk mendukung keperluan investasi tersebut, presiden mengerahkan segala upaya termasuk aparat keamanan dan intelejen untuk memuluskan jalan, terutama melancarkan upayanya melakukan pengesahan Omnibus Law.

Selain itu, pemerintah juga mengusulkan revisi UU KPK, yang salah satu poin meminta agar ada Dewan Pengawas KPK yang mengawasi kinerja lembaga anti-rasuah tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com