KOMPAS.com - Pemandangan atre dengan menjaga jarak terlihat familiar di tengah pandemi corona. Hal itu semakin kentara sewaktu antrean menunggu kereta rel listrik (KRL) di sejumlah stasiun di Jabodetabek.
Pemandangan tersebut seperti terlihat di Stasiun Bogor pada Senin (6/7/2020).
Deretan barisan penumpang memenuhi hingga ke area jalur pedestrian dan lokasi parkir di Stasiun Bogor.
Akun Twitter resmi milik PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) @CommuterLine menginformasikan, terjadi antrean yang cukup panjang.
Foto yang diunggah di akun tersebut, hingga pukul 07.20 WIB, memperlihatkan kondisi penumpukan penumpang hingga mengular ke area parkir.
Baca juga: Melihat Fenomena 10 Juta Kasus Covid-19 di Dunia...
Pengamat sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta) Drajat Tri Kartono menyebut, budaya antre memiliki beberapa dimensi sosiologis.
Pertama, antre merefleksikan atau merepresentasikan sebuah nilai-nilai tentang kehidupan yang populis.
"Artinya kerakyatan, tidak elit. Sebuah kehidupan kesetaraan atau kehidupan yang egaliter. Ini lawan dari sebuah kultur atau kebiasaan yang primordial yang elitis atau hierarki," kata Drajat saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/7/2020).
Baca juga: 8 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Naik Kereta di Masa Adaptasi New Normal
Hierarki, menurut Drajat akan mengutamakan yang lebih tinggi jabatan atau yang lebih hebat dan kaya.
Oleh karena itu, budaya antre tersebut sangat tidak cocok untuk masyarakat yang sangat kental hierarkinya.
"Tetapi harus pada masyarakat yang lebih egaliter atau populis itu tadi. Karena dengan kesetaraan itu ada penghargaan sesama manusia apa pun jenis dan latar belakangnya itu dihargai sama," terang Drajat.
"Sehingga kalau ada yang datang lebih dahulu, ya dia dapat tempat di depan, kalau datang terakhir, ya dapat tempat di belakang," imbuhnya.
Baca juga: Viral Video Masinis Beli Makanan Saat Kereta Berhenti di Perlintasan, Ini Penjelasan PT KAI
Drajat mengungkapkan, budaya antre juga merupakan refleksi dari relasi kuasa di masyarakat.
Di mana, dalam budaya antre terdapat pengendalian terhadap tubuh, dan itu dikontrol dalam hubungannya dengan orang lain.