Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Gombalisasi Globalisasi

Kompas.com - 01/07/2020, 21:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


SAYA selalu skeptis terhadap istilah globalisasi. Menurut pendapat saya, istilah tersebut sekadar gombalisasi penjajahan bukan militer atau politik namun ekonomi.

Saya mulai mengenal globalisasi ketika istilah itu kerap digunakan oleh Jerman demi membenarkan pembentukan Uni Eropa yang melenyapkan batas-batas perbatasan, membatasi pelampiasan nafsu Jerman menguasai segenap negara Eropa bukan secara militer -seperti telah gagal dilakukan oleh Hitler- namun secara ekonomi yang terkesan lebih damai tanpa menumpahkan darah manusia setetes pun.

Era penjajahan

Sebenarnya globalisasi sudah terjadi di planet bumi jauh sebelum abad XX. Pada saat manusia mulai berhasrat memperluas Lebensraum alias ruang hidup mereka maka pada saat itu lah manusia mulai melakukan perilaku globalisasi.

Mungkin bangsa yang pertama melakukan globalisasi adalah kaum Mongol, Tartar, Hun, Mogul dll yang gemar memperluas Lebensraum masing-masing.

Globalisasi dengan dalih ekonomi dilakukan oleh para pedagang yang bersusah-payah menempuh perjalanan jalur rempah-rempah yang kemudian diklaim China sebagai Jalur Sutra.

Sejak dahulu kala kepulauan Maluku tersohor sebagai kawasan kaya rempah-rempah sehingga para pelaut Spanyol dan Portugis menjelajah samudra ke arah Barat yang diharapkan menjadi alternatif lebih efisien waktu dan biaya ketimbang jalur darat ke arah Timur.

Ferdinand Magellan adalah tokoh pelopor globalisasi abad XVI. VOC dengan dukungan bedil dan peluru menguras kekayaan bumi Nusantara sebagai pelopor mafia kolonialisme Belanda yang bersaing dengan Inggris dalam pelampiasan nafsu menjarah negara-negara Asia Selatan, Tenggara dan Timur.

Kecuali Jepang yang gagal mereka jarah.

Amerika Serikat

Namun yang paling berhasil merambah bumi orang lain adalah Amerika Serikat yang didirikan oleh mereka yang melarikan diri dari penindasan Katolik-Roma di Eropa pada abad XVI.

Para pendatang dari Inggris Prancis dan Belanda merambah Amerika Utara yang kemudian menjadi Kanada dan Amerika Serikat.

Sementara Portugis merambah Amerika Selatan yang kemudian menjadi Brasil dan Spanyol, menjarah Amerika Tengah kemudian meluas sampai Peru, Bolivia, Venezuela, Chili, dll.

California yang semula dikuasai Spanyol berhasil direbut oleh Amerika Serikat sementara Alaska dibeli dari Rusia oleh Amerika Serikat dengan harga super murah.

Pendek kata benua Amerika ditelan mentah-mentah oleh angkara murka kolonialisme yg dilakukan oleh bangsa-bangsa pendatang dari Eropa dengan tak segan mengorbankan bangsa-bangsa pribumi Amerika.

Perang Dunia II

Kolonialisme dan imperialisme mencapai puncak kejayaan pada masa Jerman dan Jepang meledakkan Perang Dunia (PD) II.

Akibat Jerman dan Jepang kalah PD II maka citra kolonialisme dan imperialisme merosot masuk kategori ke durjana dan jahanam yang tidak senonoh dilakukan oleh bangsa beradab.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com