MUNDUR 11 tahun, benarkah?
Saya mencoba mencari tahu soal ini. Data ini memang tidak untuk semua sektor kehidupan penduduk. Ada dua parameter yang krusial: penduduk miskin dan pengangguran terbuka.
Pada 2019 sempat terjadi kehebohan soal pengumuman angka kemiskinan. Pertama, saat pencoblosan pada April 2019. Kedua, pada September 2019 saat angka kemiskinan tercatat terendah dalam sejarah Indonesia.
Boleh jadi, angka kemiskinan terendah sepanjang sejarah itu adalah benar. Sebab, sebelum reformasi 1998, tidak ada data pembanding dan tertutupnya ruang kritis atas setiap angka yang dikeluarkan pemerintah.
Berbeda halnya dengan 2019, setelah 21 tahun reformasi. Ada banyak suara-suara kritis menanggapi angka kemiskinan bersejarah itu. Ada yang berkomentar dengan menyampaikan data pembanding, ada juga yang asal bunyi tanpa data.
Begitulah demokrasi. Namun, setiap argumen selayaknya disampaikan berdasarkan data yang layak menjadi acuan.
Saya tidak sedang membahas soal perdebatan yang ramai tahun lalu. Saya ingin membahas apa yang akan terjadi ke depan.
Program AIMAN yang tayang Senin (8/6/2020), pukul 20.00, di Kompas TV merupakan program AIMAN pertama sejak wabah Covid-19 mendera.
Untuk pertama kalinya kami kembali turun ke lapangan untuk melihat kondisi masyarakat secara langsung, mengambil data, mengolah, menganalisis dan membandingkan, lalu menayangkannya kepada pemirsa dengan rasa tanggungjawab.
Saya mewawancarai sosok-sosok pilu di trotoar jalan hingga masuk ke rumah makan untuk melihat persiapan pembukaan.
Terakhir, bisa jadi yang terpenting, mewawancarai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Sebelum mewawancarai Menteri Airlangga, saya berkeliling di trotoar jalan di daerah Cikini, Jakarta Pusat. Saya mencoba melihat situasi kehidupan di sana.
Segelintir pedagang kaki lima berjualan di tepi jalan. Restoran menengah atas buka dengan hanya melayani take away alias dibawa pulang. Ada juga deretan ojek online (ojol) yang berkerumun. Para pengemudinya tak mengenakan masker.
Saya bertanya kepada kerumunan pengemudi ojek online, kenapa mereka tak menerapkan protokol kesehatan Covid-19: memakai masker di tempat umum?
"Engap, Pak. Kami biasanya pakai masker, kok. Ini pas enggak pakai saja,” jawab salah satu pengemudi ojol. Mereka kemudian saling menggeser posisi duduk, merenggangkan jarak satu sama lain.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.