KOMPAS.com - Beredar informasi mengenai tato elektroda di media sosial Instagram.
Tato ini disebut dikembangkan oleh peneliti di Eropa dan memiliki kemampuan untuk memantau semua aktivitas otak manusia dengan lebih mudah dan cepat.
Unggahan foto oleh akun fyifact.id ini mendapat tanggapan yang cukup ramai dari warganet. Sejak diunggah pada tanggal (28/5/2020) foto ini telah mendapat lebih dari 30 ribu likes.
Dalam caption fotonya, akun fyifact.id menulis sebagai berikut:
Apakah ini awal kebangkitan manusia Android?
.
Jadi bisa dibilang Tatto Elektroda ini adalah awal perkembangan manusia modern di masa depan. Tapi bisa juga tidak. Gimana nih menurut kalian?
.
.
Ikuti terus ya @fyifact.id untuk mendapatkan informasi menarik dunia lainnya :) #fyifact
Baca juga: Alasan Mike Tyson Bikin Tato Besar di Wajah
Lihat postingan ini di Instagram
Selain memberikan likes, warganet juga meramaikan kolom komentar unggahan tersebut. Mereka menyampaikan kekhawatiran bila teknologi ini dapat mengancam privasi dan kebebasan mereka.
Seperti komentar dari akun hadyset: Lama² manusia dikendalikan oleh yg punya teknologi itu, udah gak ada lagi yg namanya privasi
Komentar bernada sama juga dilontarkan oleh akun fadiiil_han: Haha melanggar privasi dan menghilangkan kebebasan
Caption foto dan unggahan warganet yang hadir di kolom komentar mengundang rasa penasaran Kompas.com untuk menelusuri, benarkah tato elektroda ini nyata? Jika benar apakah ia memang bisa menimbulkan ancaman seperti yang dikhawatirkan?
Baca juga: Tato Detail Wajah Kobe dan Gigi di Betis, Pukau Vanessa Bryant
Akun fyifact.id menuliskan bahwa tato elektroda dapat digunakan untuk memantau aktivitas otak manusia dengan cepat dan lebih mudah.
Keterangan ini memang tidak salah, namun kurang lengkap. Akun tersebut tidak menjelaskan aktivitas otak seperti apa yang dimaksudkan, sehingga warganet yang awam dengan hal tersebut menanggapinya dengan pandangan fiksi ilmiah, seperti robot atau manusia android.
Sementara pengukuran aktivitas otak yang dimaksud adalah magneto-ensefalografi (MEG).
Menurut publikasi dari Benioff Children's Hospital, University of California San Francisco, MEG adalah teknik pencitraan yang mengidentifikasi aktivitas otak dan mengukur medan magnet kecil yang diproduksi di otak.
Pemindaian ini digunakan untuk menghasilkan gambar sumber magnetik (MSI) untuk menentukan sumber kejang pada penderita epilepsi atau ayan.
Baca juga: Orlando Bloom Salah Tulis Nama Anak di Tato Barunya
Tato elektroda sendiri merupakan teknologi yang dikembangkan oleh peneliti bernama Francesco Greco yang menjabat sebagai Kepala Laboratorium Material Terapan untuk Piranti Elektronik Cetak dan Lunak (LAMPSe) di Institute of Solid State Physics, Graz University of Technology, Austria.